Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ditakdirkan hanya menjadi calon presiden (capres). Mantan Danjen Kopassus itu tidak bisa menjadi Presiden Indonesia.
“Prabowo ditakdirkan untuk menjadi capres terus, sudah dua kali gagal,” kata pengamat sosial Memet Hakim kepada redaksi www.suaranasional.com, Rabu (20/7/2022).
Kata Memet, kegagahan, kehebatan, kecerdikan dan kesetiakawanan yang dulu banyak diceritakan, ternyata tidak ada bekasnya. “Kesimpulannya Prabowo tidak terbiasa melarat sehingga cari aman juga akhirnya. Itu merupakan kesan dari luar, mungkin juga salah,” jelasnya.
Walau partainya tetap mengusung Prabowo sebagai capres dengan kecepatan penuh, sulit rasanya mendapatkan kepercayaan kembali dari orang-orang yang telah ditinggalkan olehnya. Kondisi Prabowo sebenarnya banyak dipengaruhi oleh lingkar terdekatnya juga, mereka memainkan peran agar Ketum Partai Gerindra tetap seperti ini, tidak terlihat upaya untuk memenangkan jagoannya.
“Seperti buah simalakama, mau ambil hati rakyat susah, mau ambil alih kekuasaan bukan karakternya, ya seharusnya Prabowo introspeksi juga ke dalam. Kedekatannya dengan para pemimpin di luar negeri sangat menguntungkan, tapi tidak dapat dimanfaatkan dengan baik,” ungkap Memet.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara