POLHUKAM.ID -Perombakan Kabinet Indonesia Maju kali ini lebih terlihat sebagai praktik bagi-bagi kue kekuasaan kepada para pendukung Presiden Joko Widodo.
Bancakan kekuasaan ini makin terlihat saat Presiden Jokowi memilih mengganti menteri asal Nasdem, Johnny G Plate yang tersandung kasus korupsi dengan Ketua Umum Relawan Projo, Budi Arie Setiadi.
"Bagi-bagi kue kekuasaan ini tetap dilakukan meskipun pos anggaran pengeluaran negara terus membengkak yang ujungnya harus berutang kepada negara asing," kritik Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F Silaen kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (18/7).
Menilik sisa pemerintahan Jokowi yang tinggal menghitung bulan, efektivitas perombakan kabinet ini diyakini tidak akan berjalan maksimal dan hanya membuang-buang uang negara.
"Beberapa bulan ke depan sudah memasuki tahapan pemilu, maka kebijakan strategis sudah tidak bisa lagi diambil oleh pemerintah," jelasnya.
Selain pergantian posisi Menkominfo, Presiden Jokowi juga menunjuk lima wakil menteri.
Mereka adalah Wamenkominfo Nezar Patria, Wamendes Paiman Raharjo, Wamenlu Pahala Mansury, Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani, dan Wamenag Saiful Rahmat Dasuki.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Gibran Tak Salami AHY Diduga Imbas Isu Pemakzulan yang Disinyalir dari Partai Biru
Upacara 17 Agustus di Istana Diprediksi Penuh Drama Politik, Jokowi Bakal Absen?
Bukan Hanya AHY, Begini Tatapan Tajam Bahlil Saat Tak Disalami Gibran
Insiden Gibran Tak Salami Menteri Bukti Relasi di Kabinet Tidak Kuat