Akankah Amerika Serikat Take Over Indonesia Lewat Pemilu 2024? Ada Capres Endorse?

- Rabu, 01 Juni 2022 | 15:20 WIB
Akankah Amerika Serikat Take Over Indonesia Lewat Pemilu 2024? Ada Capres Endorse?

Baca Juga: Amerika Curiga China Tipu Komisioner HAM PBB di Xinjiang karena...

"Pertanyaannya, seberapa kuat Indonesia mampu mempertahankan wilayah kedaulatan itu dengan melihat kemampuan baik segi militer, ekonomi, maupun diplomasi yang terbilang kalah jauh dengan China? Berikut, bagaimana dengan kepentingan AS di balik peta percaturan geopolitik di kawasan ini?" tanya Harsam

Besar kemungkinan AS akan men-take over Indonesia melalui sarana elektoral mendatang. Bahkan, AS sendiri bersama sekutunya memiliki kepentingan besar dalam membangun hegemoni baru di kawasan Indo-Pasifik. Mereka kini sedang sibuk membangun jaringan dan kepercayaan di negara kawasan Indo-Pasifik, khususnya ASEAN untuk kepentingan keamanan dan ekonomi jangka Panjang.

Adanya Penandatangan Pakta Pertahanan AUKUS yang melibatkan trio AS, Inggris, dan Australia pada tahun lalu adalah bentuk nyata AS dan sekutu membangun basis kekuatan baru di kawasan strategis ini. 

"Dengan demikian, sulit dihindari obsesi US ke depan dalam memperkuat hegemoninya di wilayah Indo-Pasifik melalui kerja sama dengan para pemimpin terkemuka di kawasan Indo-Pasifik. Agenda strategis ini hanya akan brjalan mulus jika US berhasil memengaruhi Indonesia sebagai salah satu negara berpengaruh di kawasan ini," jelasnya.

Selain itu, di tengah kondisi ketegangan antara Indonesia dan beberapa negara di kawasan Indo-Pasifik dengan Tiongkok, ditengarai menjadi pintu masuk AS menawarkan kerja sama keamanan untuk membendung dominasi Tiongkok.

Indonesia setelah mempertimbangkan segala risiko dan kemungkinan buruk yang ditimbulkan akibat eskalasi geopolitik di kawasan Indo-Pasifik telah memberikan sinyal dukungan terhadap AS. Hal Itu terlihat melalui serangkaian pertemuan maupun kerja sama yang terjalin di antara kedua belah pihak.

Baca Juga: Waduh Waduh, Projo Bisa Konflik dengan PDIP di Pilpres 2024

Sebut saja beberapa di antaranya mulai dari pemberian lisensi Fregat Arrowhead 140  dari Inggris hingga rencana pembelian pesawat F-15 EX. Selanjutnya, latihan Garuda Shield yang digelar pada Agustus 2021 lalu juga semakin memperkuat asumsi tersebut. 

Juga, jauh sebelum itu, Dubes AS untuk Indonesia, Joseph R. Donovan sempat menggelar kunjungan di Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), pada 7-9 November 2018. Kunjungan ini disebut bersejarah karena terakhir kali Dubes AS untuk Indonesia berkunjung ke Natuna terjadi 24 tahun silam.

Dalam kesempatan itu, Donovan bertemu langsung dengan eks Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, Bupati Natuna Abdul Hamid dan sejumlah "local strong man lainnya" yang memiliki pengaruh besar di kawasan tersebut. 

Baca Juga: Selain Zulhas, PAN Siapkan Sosok Ini Sebagai Kandidat Pilpres 2024

"Kunjungan itu bertujuan meningkatkan hubungan antara US dengan Natuna dalam konteks kemitraan strategis dengan pemerintah Indonesia," ungkapnya.

Bahkan terbaru, kata Harsam, tepatnya pada 29-30 Maret 2022 kemarin, Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Yong Kim juga terpantau berkunjung ke Kepri. Dalam kesempatan itu, Dubes Kim terpantau melakukan kunjungan ke wilayah Batam dan Natuna.

Kunjungan di Batam dilanjutkan dengan lawatan ke balai latihan maritim Badan Keamanan Laut (Bakamla) bersama Wakil Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia. AS berkomitmen membantu balai latihan itu dengan mengucurkan bantuan dana senilai kurang lebih Rp50 miliar. 

Dalam rangka kerja sama keamanan maritim AS-Indonesia yang kuat, pemerintah AS juga telah berkomitmen memberikan bantuan senilai USD3,5 juta untuk membangun barak pria dan wanita, dapur makan, ruang kelas, kantor, dan laboratorium pelatihan penegakan hukum.

"Agenda kunjungan Dubes US terbaru ini, berdasarkan beberapa sumber informasi yang diterima berpotensi US akan membangun pangkalan militernya di pulau Natuna. Meskipun rencana ini masih sebatas isu, bukan mustahil agenda tersebut cepat ataupun lambat akan tetap dimanifestasikan," ungkapnya.

Dengan begitu, bukan tidak mungkin lewat sinyalemen yang diberikan, AS telah memiliki rencana cukup matang, termasuk bagaimana mengondisikan Indonesia ke depan melalui sosok penerus Jokowi yang dapat dipercaya.

Baca Juga: Untuk Maju Pilpres 2024, Anies Baswedan Diberi Saran Lakukan Ini

Harsam menyebutkan terdapat dua sosokcalon presiden potensial yang saat ini dikaitkan cukup dekat dengan AS. Kedua sosok tersebut yakni Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. 

"Karena kedekatan ini beberapa bahkan menyebut peluang keduanya, atau salah satunya akan mendapat endorse dari US pada perhelatan Pemilu mendatang," ujarnya.

Namun, terkait seberapa besar potensi dukungan yang bakal diberikan AS kepada kedua figur masih belum bisa ditebak pasti. Pasalnya, baik Andika ataupun Anies, masing-masing memiliki derajat kedekatan yang berbeda dengan AS.

Baca Juga: Koalisi Indonesia Bersatu Tak Menutup Peluang Usung Anies atau Ganjar di Pilpres 2024

Terlepas dari itu semua, IndoNarator mencermati, dukungan AS pada politik elektoral nanti kemungkinan jatuh ke sosok Jenderal Andika. Ini bukan tanpa alasan. "Mengapa bukan Anies? Sebab, hubungan Anies dan US selama beberapa waktu terakhir kurang begitu terlihat jika dibandingkan dengan Andika dan US," katanya.

Belum lagi, dengan membaca kepentingan AS untuk Indonesia saat ini yang terang-terangan ingin memperkuat kerja sama di kawasan Indo-Pasifik, memberikan kans besar kepada Andika sebagai sosok yang selama ini terbukti memiliki andil besar dalam upaya kerja sama keamanan kawasan. 

"Akhirnya, dengan melihat chemistry antara Andika dan US serta dengan mempertimbangkan besarnya atensi US dalam memperkuat perannya di kawasan Indo-Pasifik, bukan tidak mungkin US akan cenderung tertarik untuk membidik Jenderal Andika sebagai pemimpin Indonesia ke depan," pungkasnya.

Sumber: jpnn.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler