POLHUKAM.ID - Mundurnya Airlangga Hartarto (AH) sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar diyakini dalam posisi tertekan dari pihak tertentu.
Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Studi Demokrasi Rakyat (SDR), Hari Purwanto merespons video Airlangga beredar yang berisi pernyataan mundur sebagai Ketum Golkar.
"AH sudah pasti dalam tekanan," kata Hari kepada Kantor Berita Politik dan Ekonomi RMOL, Minggu (11/8).
Menurut Hari, mundurnya Airlangga akan membuka ruang dan jalan mulus pencari suaka politik, yakni Joko Widodo.
"Segala cara akan dilakukan Jokowi dan dinastinya, apalagi Partai Golkar adalah partai yang mengusung Gibran mendampingi Prabowo Subianto,: kata Hari.
"Gagasan mencarikan ruang bagi Jokowi sudah dilakukan. Namun sulit karena Jokowi dan dinasti tidak memiliki parpol yang dapat berkiprah di parlemen. Maka tidak lain memasukkan dinastinya ke Partai Golkar," pungkas Hari.
Sumber: rmol
Artikel Terkait
Bukan Menu Harian, Terungkap Fakta Menu Makan Siang Gratis Spageti-Burger Hanya Permintaan Siswa Atasi Bosan Nasi
Gibran Ditantang Perbaiki Performance Hingga 2029
Kapolri Ungkap Alasannya Tak Mundur Meski Didemo Publik: Teman-teman, Pejabat Banyak yang Keberatan
Jokowi Ingin Gibran Berada di Radar Kekuasaan hingga 2034