POLHUKAM.ID - Gelombang demonstrasi bertajuk “Indonesia Gelap” yang muncul serentak di berbagai daerah menarik perhatian publik.
Pengamat intelijen Amir Hamzah menilai aksi ini bukan sekadar protes spontan, melainkan bagian dari skenario politik yang lebih besar untuk melemahkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Amir Hamzah menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menghadiri HUT ke-17 Partai Gerindra sebagai pemicu munculnya demonstrasi ini.
Dalam pidatonya, Jokowi menyatakan bahwa tidak ada yang berani mengkritik Presiden Prabowo karena ia adalah pemimpin yang sangat kuat.
“Pernyataan ini seolah menjadi sinyal yang kemudian direspons dengan demonstrasi serentak di berbagai daerah. Dalam dunia intelijen, ada pola tertentu yang bisa menunjukkan bahwa aksi ini bukan murni gerakan organik, melainkan ada koordinasi dan agenda politik di baliknya,” ujar Amir kepada redaksi Jakartasatu, Selasa (5/3/2025).
Menurutnya, demonstrasi ini mengangkat narasi bahwa Indonesia sedang berada dalam “kegelapan” di bawah pemerintahan Prabowo.
Isu-isu seperti kebebasan berpendapat, transparansi pemerintahan, serta kebijakan ekonomi menjadi bahan utama kritik dalam aksi ini.
Amir menjelaskan bahwa dalam analisis intelijen, gerakan yang muncul serentak di berbagai wilayah dengan narasi yang seragam sering kali bukan kebetulan.
“Demo yang terjadi di banyak kota dengan tema yang sama dalam waktu berdekatan menunjukkan adanya perencanaan. Ini bukan sekadar spontanitas dari masyarakat, melainkan ada aktor-aktor tertentu yang menggerakkan,” ungkapnya.
Artikel Terkait
Puan Maharani Bongkar Masalah Utang Whoosh: DPR Akan Usut Tuntas!
Prof Henri Balik Badan Bongkar Rekayasa Gibran Cawapres: Saya Kecewa dengan Jokowi!
Misteri Dewa Luhut di Balik Proyek Whoosh: Rahasia yang Baru Terungkap
Fakta Mengejutkan di Balik Proyek Whoosh: Dugaan Markup Rp 60 Triliun dan Potensi Kerugian Negara