"Kalau enggak diawasi dengan baik, direksi Pertamina enggak punya KPI (key performance indicator) yang jelas. Padahal KPI mereka lebih bersifat administratif. Jadi, merem saja juga tetap untung," ujar Ahok dalam perbincangannya dengan jurnalis senior Andy F. Noya di akun Instagram Kick Andy Show.
Pernyataan ini kembali menegaskan kritik Ahok terhadap sistem tata kelola Pertamina yang menurutnya masih jauh dari transparan.
Ia menyoroti bahwa tanpa evaluasi yang ketat, kebijakan yang dibuat manajemen dapat berjalan tanpa akuntabilitas yang memadai.
5. Ahok Akui Gaji Komisaris Utama Pertamina Lebih Besar
Ahok secara blak-blakan mengungkap perbedaan signifikan antara gajinya sebagai Komisaris Utama Pertamina dan saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Ia mengakui bahwa menjadi Komisaris Utama di perusahaan migas pelat merah memberinya penghasilan jauh lebih besar dibandingkan saat memimpin ibu kota Jakarta.
"Kalau soal gaji, tentu lebih besar sebagai komisaris. Jauh lebih besar," ujar Ahok dalam sesi Instagram Live bersama jurnalis senior Andy F. Noya, Sabtu (27/7) malam.
Namun, meski pendapatannya lebih tinggi di Pertamina, Ahok justru merasa lebih menikmati pekerjaannya sebagai Gubernur DKI Jakarta karena memiliki ruang lebih luas untuk membantu masyarakat secara langsung.
6. Ahok sindir ada kekuatan besar di balik skandal Pertamina
Dalam potongan video wawancaranya bersama Narasi, Ahok tampak begitu berapi-api ingin membongkar praktik korupsi yang telah mengakar dalam tata kelola minyak mentah di PT Pertamina (Persero).
Dengan tegas, Ahok mengklaim memiliki bukti kuat berupa notulensi rapat hingga rekaman percakapan yang dapat mengungkap borok di tubuh perusahaan energi pelat merah tersebut namun, Ahok mengungkapkan kekecewaannya karena selama menjabat, ia tidak memiliki kewenangan eksekutif untuk menindak lebih jauh.
“Ini kasus lama,” tegasnya yang merujuk pada skandal yang kini menjerat sejumlah petinggi subholding Pertamina.
Ia menyebut dirinya hanya seorang komisaris dan bukan direktur Utama sehingga perannya terbatas dalam membongkar permainan kotor tersebut.
Ahok bahkan menyindir adanya kekuatan besar yang turut bermain dalam kasus ini, mengindikasikan bahwa praktik korupsi di sektor migas tak hanya melibatkan internal Pertamina, tetapi juga pihak-pihak berkepentingan di tingkat yang lebih tinggi.
“Ini ada tangan yang berkuasa ikut main," ucapnya mengisyaratkan jika skandal ini lebih dalam dari yang terlihat publik.
7. Ahok bongkar kejanggalan tender BBM di Pertamina: Saya Tegur, Tapi Tak Digubris
Dalam salah satu podcast lainnya, Ahok juga kembali mengungkap keluh kesahnya selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Ia mengaku sering mengingatkan jajaran direksi mengenai berbagai kejanggalan dalam proses tender BBM, namun peringatannya seolah hanya angin lalu.
"Setiap saya tegur, mereka hanya menjawab, 'iya pak, iya pak,' tetapi tetap tidak mengindahkan," ujarnya dengan nada kesal.
Ahok merasa bahwa meskipun ia berada di posisi strategis sebagai Komisaris Utama sejak 25 November 2019 hingga 2 Februari 2024 namun kewenangannya tetap terbatas.
Ia tidak bisa langsung memberhentikan atau mengangkat pejabat di anak perusahaan Pertamina, karena keputusan tersebut sepenuhnya berada di tangan Menteri BUMN.
Situasi inilah yang menurutnya menjadi salah satu kendala utama dalam upayanya untuk membenahi tata kelola di tubuh Pertamina.
8. Ahok mengakui sebagai orang yang ditakuti saat awal masuk Pertamina
Ahok mengungkap bahwa saat pertama kali bergabung ke Pertamina, banyak pihak yang merasa waswas karena menganggapnya sebagai orang dekat Presiden Joko Widodo.
Namun, seiring waktu, ketika ia mulai bersikap tegas dan berupaya melakukan reformasi di tubuh Pertamina, justru aksesnya ke Presiden semakin dipersulit.
"Saat saya masuk, banyak yang takut karena menganggap saya orang dekat Presiden. Tapi begitu saya mulai keras membenahi Pertamina, saya malah semakin sulit bertemu Presiden," ujarnya dengan nada kecewa.
Lebih lanjut, Ahok juga mengungkap bahwa awalnya ia dijanjikan posisi sebagai Direktur Utama Pertamina, sebuah jabatan strategis dengan kewenangan penuh dalam mengambil keputusan.
Namun, pada kenyataannya, ia hanya ditempatkan sebagai Komisaris Utama dengan ruang gerak terbatas yang hanya berfokus pada fungsi pengawasan.
Demikian 8 delapan omongan dan sikap Ahok yang kontroversial mengenai BUMN Pertamina.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Gibran Diinterpelasi Soal Ijazah, Ini Penjelasan yang Dinantikan Publik
Jubir Gus Dur Beber Alasan DPR Harus Pakai Hak Interpelasi untuk Bongkar Polemik Ijazah Gibran
Tata Kelola Tambang Dirombak Total! Ini Arah Baru Kedaulatan Energi Era Prabowo
Anies Bongkar Praktek Jabatan di Era Prabowo: Koneksi Lebih Penting daripada Kompetensi?