Berikutnya adalah masalah kualitas barang. Kualitas barang UKM yang ingin dikirim ke luar negeri harus sudah sertifikasi uji layak atau tidak. Untuk melakukan sertifikasi produk, lagi-lagi terkendala masalah biaya.
Demi mengatasi permasalahan tersebut, lanjut Yulius, pemerintah melakukan pelatihan pendidikan kepada UKM untuk bisa melakukan ekspor. Lalu, pemerintah berupaya mendorong agar UKM dapat melek digital. Saat ini baru UKM yang melek digital baru mencapai 12 juta. Tahun 2030 akan dorong hingga mencapai 30 juta UKM yang melek digital.
“Kami juga mendorong agar UKM bisa bekerja sama dengan pengusaha besar dalam urusan ekspor. Tujuannya agar biaya modal yang dikeluarkan tidak terlampau besar,”tegasnya.
Selain itu, Yulius membeberkan produk apa saja yang menjadi andalan Indonesia dan dicari-cari oleh negara lain. Pada komoditi pertanian buah-buahan seperti nanas, pisang dan melon.
Lalu perikanan ada tuna sirip kuning, udang, kepiting. Furnitur ada bambu dan kayu. Lalu kopi, coklat, teh dan rempah-rempah."Negara tujuan ekspor utama China, Amerika Serikat, Jepang, India, dan Singapura," ujar Yulius.
Sementara itu CEO Revolt Industry, Stephen Firmawan Panghegar mengatakan, sejak berdiri pada tahun 2014, Revolt Industry sangat independen atau mandiri. Modal awalnya saja hanya Rp7 jutaan.
Ia memulai usahanya ini mulai dari garasi dengan dibalut oleh mimpi dan keresahan. Sudah banyak lika-liku yang berhasil dihadapi karena buah hasil kerja keras jajaran brand. Ada faktor keberuntungan dan kehebatan semesta.
"Dari garasi, di tahun pertama kebakaran, kemalingan, kebanjiran, dan pandemi. Tapi kita berdiri lagi," kata Stephen.
Stephen mengakui bahwa pagebluk menjadi baru sandungan terbesar untuk Revolt Industry. Kalau biasanya 25% penjualan setiap tahunnya untuk ekspor, tetapi selama pandemi turun drastis hingga 10%.
"Revolt Industry adalah sebuah brand lokal independen yang bergerak di bidang fesyen dan gaya hidup dengan produk fesyen berbahan kulit lokal dan produksinya secara handmade. Saat ini, total omzet kami per bulannya mencapai Rp400, sumbangan ekspor masih sangat kecil yaitu Rp40 jutaan," ungkapnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Shin Tae-yong Dianggap Kunci Timnas, Netizen Serukan Erick Thohir Perpanjang Kontraknya
Gaji Fantastis Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Berapa Kompensasi yang Didapat Usai Dipecat?
Patrick Kluivert Dipecat, Shin Tae-yong Kembali Latih Timnas Indonesia?
Menpora vs Ketum PSSI: Siapa yang Sebenarnya Bertanggung Jawab?