Menkeu turut menjelaskan bahwa surplus APBN ini didorong oleh pendapatan negara yang lebih besar daripada belanja negara. Pendapatan negara realisasinya mencapai Rp1.070,4 triliun, sementara untuk belanja negara tercatat realisasinya Rp938,2 triliun.
Realisasi pendapatan negara masih akan terus berlanjut atau tumbuh 47,3 persen dan diperkirakan masih akan tumbuh naik, didorong juga dengan mulai pulihnya ekonomi yang menuju pada tingkat normal.
"Optimalisasi belanja negara terutama untuk mendorong kinerja daerah, perlu terus dilakukan agar pemulihan ekonomi terus terjaga dan juga untuk melindungi masyarakat. Selain itu, perlu adanya mitigasi dampak risiko global terhadap belanja dan pembiayaan ke depannya," kata Sri Mulyani.
Menurutnya, surplus APBN Mei 2022 juga kembali berdampak pada penurunan pembiayaan utang. Sampai dengan Mei 2022, pembiayaan utang baru senilai Rp83,3 triliun atau 73,2 persen dari PDB, sedangkan pada periode yang sama di tahun 2021 mencapai Rp310,4 triliun atau 13,3 persen PDB.
"Belanja masih cukup, dan penerimaan yang cukup tinggi, maka kita memiliki SiLPA Rp215,5 triliun," ujarnya.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid