Pada data Kementerian PPN/Bappenas, secara global, investasi sebesar 4,5 miliar dolar AS per tahun dalam restorasi diproyeksikan akan menciptakan hingga 150.000 lapangan kerja baru dan manfaat ekonomi sebesar 6-12 miliar dolar AS per tahun.
Dalam skema perhutanan sosial, masyarakat adat tidak hanya dilihat sebatas penerima manfaat kebijakan. Jika didampingi dengan baik, masyarakat dapat mengelola hutan dan menjaga hutan tetap lestari sekaligus mengurangi emisi.
Hal ini diungkapkan oleh Program Koordinator Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Emmy Primadona dalam dalam diskusi hybrid yang diselenggarakan B20 Trade and Investment Task Force berkolaborasi dengan ICDX (Bursa Berjangka dan Komoditi Derivatif Indonesia) mengenai “Reviving Local Community Through Decarbonization Projects in Indonesia,” Jumat (24/6/2022) lalu.
Emmy mengatakan, keterlibatan masyarakat menjadi penting terutama dalam komitmen skema perhutanan sosial yang terbukti berkontribusi tinggi dalam mereduksi emisi karbon. Perhutanan sosial yang dilakukan sejak 2013 ini juga sudah memiliki sertifikasi dari Plan Vivo, salah satu organisasi pengusul kredit karbon.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid