Selain itu, Bank Sampoerna juga berkolaborasi dengan perusahaan payment gateway (gerbang pembayaran), antara lain Xendit, Instamoney, Safecash, dan Dhasatra. Xendit bahkan telah masuk sebagai salah satu pemegang saham minoritas Bank Sampoerna sejak awal April lalu.
"Hal lain yang menunjukkan relevansi Bank Sampoerna di masyarakat adalah pertumbuhan transaksi digital yang cukup pesat. Pada kuartal pertama tahun 2022 ini, Bank Sampoerna memfasilitasi hampir 10 juta transaksi, meningkat sekitar dua kali lipat dari jumlah transaksi pada 3 bulan pertama tahun 2021," tukasnya. Baca Juga: Pentingnya Membuat Laporan Keuangan dan Aplikasi Keuangan untuk Pelaku UMKM
Ke depan, Hengky menegaskan, Bank akan terus membuka pintu lebar-lebar terhadap P2P dan fintech lending yang memiliki kesamaan visi dan komitmen terhadap UMKM untuk bekerja sama membantu pelaku UMKM bisa naik kelas. Hal ini didorong oleh kenyataan masih banyak UMKM yang tidak dapat masuk ke sistem keuangan formal karena terkendala persyaratan yang ketat dan tantangan geografis yang tidak mudah.
“Dengan transformasi digital yang dilakukan, Bank Sampoerna dapat lebih fleksibel dalam mengakomodir kebutuhan UMKM untuk berkembang demi membangun ekonomi Indonesia yang semakin kuat dari berbagai penjuru nusantara," tutupnya.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid