Tanggapan terhadap Misi Perdamaian Jokowi dan Jauhkan Bumi dari Perang

- Kamis, 30 Juni 2022 | 08:40 WIB
Tanggapan terhadap Misi Perdamaian Jokowi dan Jauhkan Bumi dari Perang

Diplomasi ke pihak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) perlu dilanjutkan lebih mendalam oleh para menterinya karena NATO merupakan akar dan sumber masalah konflik sekarang dan mendatang.

Memang aneh di masa damai saat ekonomi merupakan prioritas utama seluruh dunia, NATO justru unjuk kekuatan dan menggerek misi mendominasi dunia. 

Yang begitu naif, konflik mengerikan ini terjadi di dalam negara anggota G20 sendiri di saat keseluruhan anggota sering bertemu.

Ada keseimbangan yang tidak dijaga di mana organisasi lainnya seperti NATO terus melebarkan sayap di masa damai, yang justru dianggap ancaman bagi Putin. Ini akar masalah sehingga untuk mendamaikan tidak berada dalam posisi menyalahkan satu pihak, dengan argumen apa pun, tetapi kemudian memberi pembenaran pada yang lain. Kesalahan mengambil posisi di dalam PBB bisa dihapus dengan peran strategis yang sedang dilakukan Jokowi sekarang.

Posisi presidensi Indonesia di dalamnya sangat strategis dan menguntungkan bagi Jokowi dan Indonesia untuk berperan. Kelembagaan G20 sangat penting dan mungkin lebih penting dari PBB yang isinya negara gangster dengan watak untuk menguasai, mendominasi dan bahkan jika bisa meniadakan eksistensi negara tertentu. PBB sulit diharapkan berperan untuk mendamaikan perang Rusia-Ukraina karena posisinya sudah berpihak. 

Misi perdamaian ini tidak mesti dijalankan sendiri, tetapi perlu untuk mengajak negara besar bersikap seperti Indonesia, politik bebas aktif, yang oleh banyak kalangan ahli tidak harus bersikap netral.

Tetapi untuk kasus perang Rusia-Ukraina-(NATO) ini, Indonesia harus memposisikan diri netral dan mengajak sebanyak mungkin negara lain untuk anti perang karena perang adalah ketotolan dan jalan setan menuju kehancuran bumi dan umat manusianya.

Indonesia layak tampil sebagai negara yang berpengaruh di dunia untuk menjalankan misi perdamaian ini. Sejarah peranan Indonesia di dalam diplomasi dan perdamaian sudah dikenal dunia. Presiden Sukarno adalah tokoh dunia yang sangat dikenal karena berdiri di tengah konflik ideologi dunia Barat dan Timur yang mengerikan. Zaman Soeharto juga banyak tampil diplomat-diplomat hebat yang mampu berperan mendamainkan konflik ideologi di Asia Tenggara dan Timur Tengah.

Peranan Jokowi dalam hal ini sangat dihargai karena merupakan lompatan untuk Indonesia tampil kembali di gelanggang internasional, yang riskan konflik. Selamat berjuang Mr. President!

Sumber: genpi.co

Halaman:

Komentar