Ketua Bidang Marketing dan Komunikasi AAJI, Wiroyo Karsono, mengungkapkan bahwa densitas atau rata-rata pengeluaran masyarakat Indonesia untuk membeli produk asuransi jiwa pada tahun 2020 hanya mencapai US$54 atau sebesar Rp761.670 per tahun. Sementara itu, tingkat penetrasi asuransi jiwa Indonesia pada tahun 2020 hanya sebesar 1,2% untuk rasio pendapatan premi terhadap PDB dan 7,8% untuk rasio tertanggung perorangan terhadap jumlah penduduk.
"Penetrasi asuransi jiwa di Indonesia ini sangat-sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga kita," tegas Wiroyo, dalam Media Gathering AAJI di Bandung, Kamis, 30 Juni 2022.
Ia menambahkan, gambaran data rasio aset terhadap GDP sektor keuangan di Indonesia juga terbilang rendah dibandingkan dengan lima negara besar di ASEAN. Rincian rasio aset terhadap PDB Indonesia untuk perbankan sebesar 59,5%; capital market sebesar 45,1%; insurance sebesar 5,8%; dan pension fun sebesar 6,9%.
Angka tersebut tergolong rendah jika dibandingkan dengan Malaysia, di mana rasio aset terhadap GDP banking sebesar 206%; capital market sebesar 121,4%; insurance sebesar 20,3%; dan pension fund sebesar 59,9%.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid