Rasio aset keuangan Indonesia pun masih lebih rendah daripada Singapura dengan rincian rasio aset terhadap GDP banking sebesar 325,8%; capital market sebesar 191,9%; insurance sebesar 47,5%; dan pension fund sebesar 32,2%.
"Rasio aset asuransi Indonesia itu 5,8%, paling rendah dibandingkan yang lain. Perbankan kita cukup berkembang sejak beberapa tahun lalu, asetnya bisa sampai 59,5% dari GDP. Namun, walaupun tinggi, dibandingkan dengan negara lain, aset finansial Indonesia terbilang rendah," lanjutnya.
Kendati demikian, Wiroyo melihat angka-angka tersebut, industri asuransi jiwa di Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang. Bukan tidak mungkin, rasio aset asuransi di Indonesia bisa mencapai angka 50% dari GDP, seperti halnya yang dicatatkan oleh negara-negara tetangga.
"Kalau kita lihat negara lain, aset asuransinya bisa hampir 50% dari GDP-nya, artinya Indonesia juga bisa. Ini adalah gambaran angka-angka, kita sadar bahwa asuransi jiwa ini masih punya potensi besar," lanjutnya lagi.
Sumber: batam.suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid