Pasalnya, jika tidak diatur negara dipastikan menanggung beban berat akibat harga minyak yang terus bertahan di atas US$100-an per barel sejak awal 2022. Sementara itu, kendati harga minyak dunia merangkak naik, Pertamina sebagai badan usaha dan Pemerintah masih menahan agar harga BBM subsidi dan penugasan tidak dinaikkan dengan alasan untuk menjaga daya beli masyarakat.
Hal ini berbeda dengan operator penyedia BBM lain yang merespons kenaikan harga minyak dunia dengan mengerek harga jual BBM di pasaran.
Misalnya saja dilakukan oleh Shell yang saat membanderol harga bensin RON 92 di harga Rp18.500 per liter dan BP-AKR Rp17.900 per liter. Sementara Pertamina menjual BBM dengan kadar RON 92, yaitu pertamax, sebesar Rp12.500 per liter. Padahal harga keekonomiannya sudah melewati Rp17.500 per liter.
Irto P Ginting, Sekretaris Perusahaan PPN, menjelaskan subsidi BBM memang harus dikendalikan karena kelebihan kuota serta beban berat pemerintah akibat peningkatan subsidi. “Pendistribusian BBM harus tepat sasaran, kuota pertalite dan solar year to date Mei 2022 sudah over, hingga akhir tahun kalau tidak diatur akan overquota,” katanya.
Terkait pendaftaran untuk masyarakat yang ingin mendapatkan BBM penugasan dan subsidi, Irto menegaskan, hingga saat ini pendaftaran masih dibuka.
Selain melalui laman subsiditepat.mypertamina.id dan aplikasi MyPertamina, pendaftaran juga dipermudah dengan adanya booth pendaftaran di SPBU. Saat ini pengguna (user) aplikasi MyPertamina juga bertambah sebanyak empat juta dalam waktu empat hari dari berbagai daerah di Indonesia.
“Untuk terus menjaga antusiasme masyarakat, kita juga permudah pendaftarannya. Selain mendaftar melalui laman subsiditepat.mypertamina.id dan aplikasi MyPertamina, kami juga siapkan booth pendaftaran di SPBU,” ungkap Irto.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid