Hal itu ditanggapi Yan Harahap melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Yan Harahap mengatakan bahwa hal tersebut memang sudah keterlaluan.
Baca Juga: BBM Naik Dinilai Jadi Solusi APBN Agar Tidak Defisit, Said Didu Bongkar 4 Penyebab Utamanya!
Yan Harahap juga menegaskan bahwa agar ada langkah pemberian teguran.
"Memang keterlaluan instansi negara belanjakan APBN dan APBD beli produk impor. Tolong ditegur itu pemimpinnya. Gak becus itu," ungkap Yan Harahap melalui akun Twitter pribadi miliknya, Rabu (31/8).
Sementara itu, Jokowi meminta Bank Indonesia (BI) serta perbankan lainnya, terutama Himbara, agar memberikan pendampingan dan pengawalan terhadap kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan Kartu Kredit Pemerintah Domestik. Sehingga, kata dia, terjadi kecepatan dalam pembayaran belanja produk-produk dalam negeri.
Menurut Jokowi, pemerintah sudah membangun ekosistem agar penggunaan produk-produk dalam negeri dapat ditaati bersama. Sehingga, belanja pemerintah pusat, BUMN, dan juga pemerintah daerah menuju pada pembelian produk dalam negeri.
Baca Juga: BBM Naik Dinilai Jadi Solusi APBN Agar Tidak Defisit, Said Didu Bongkar 4 Penyebab Utamanya!
"Saya pesan betul sangat lucu sekali, sangat bodoh sekali kalau uangnya yang dikumpulkan oleh pemerintah baik dari pajak maupun PNBP masuk menjadi APBN, masuk menjadi APBD kemudian belanjanya produk-produk impor," tutur Jokowi.
Memang keterlaluan instansi negara belanjakan APBN dan APBD beli produk impor. Tolong ditegur itu pemimpinnya. Gak becus itu. https://t.co/slLD48Ar8I
— Yan A. Harahap (???? ???? ????) (@YanHarahap) August 30, 2022Sumber: NewsWorthy
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid