Dalam hal ini konteksnya adalah aktivitas yang positif dan tidak merugikan ya, Bunda. Tentu saja, jika anak akan melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak etis, Bunda tidak boleh menyuruh mereka untuk melakukannya.
Namun, ketika mereka dihadapkan dengan tantangan yang akan mereka manfaatkan, mereka membutuhkan dorongan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Lagipula, menurut Wong, tujuan mengasuh anak bukanlah untuk melindungi anak-anak kita atau memberi mereka kehidupan yang nyaman.
Itu untuk mempersiapkan mereka menuju kedewasaan, di mana mereka tidak hanya bertahan hidup, mereka akan berkembang. Terlebih menjadi orang dewasa penuh dengan tantangan, jadi di masa kanak-kanak dan remaja anak-anak membutuhkan semua latihan yang bisa mereka dapatkan untuk mengatasinya.
Ternyata penting untuk sering mengatakan ini kepada anak-anak dan tidak hanya ketika mereka telah mencapai sesuatu yang luar biasa. Kenapa? Bangga pada anak-anak atas apa yang telah mereka lakukan berbeda dengan bangga pada mereka apa adanya.
Tidak ada yang salah dengan bangga pada anak-anak atas apa yang telah mereka capai. Namun, mereka perlu tahu bahwa Bunda akan tetap bangga terhadap mereka, meskipun mereka tidak mencapai sesuatu yang mengesankan.
Setiap kali Bunda mengamati anak-anak menunjukkan kebaikan, kemurahan hati, kerendahan hati, keberanian, atau perilaku positif lainnya, ambil kesempatan untuk mengatakan, "Bunda bangga padamu."
Masa kanak-kanak dan remaja adalah periode penuh keraguan diri. Mereka sering bertanya-tanya, apakah saya cukup mampu? Apa pendapat orang lain tentang saya? Mengapa saya begini-begini saja, tidak berkembang?
Di tengah keraguan mereka, mereka membutuhkan bunda untuk menjadi pendukung setia mereka.
"Hati saya hancur ketika remaja memberi tahu saya bahwa orang tua mereka adalah kritik terbesar mereka, bukan penggemar terbesar mereka. Orang tua mereka meremehkan mereka dan merendahkan mereka. Kadang-kadang, orang tua mereka bahkan menyebut mereka "tidak berguna" atau "bodoh"," ujar Wong.
Kalimat ini begitu powerful bagi anak karena mereka yang mendengarnya akan merasa kepercayaan dirinya bertambah. Hingga pada akhirnya, mereka tidak takut untuk bisa bermimpi besar dan berani gagal.
Sebagai orang tua, Bunda pastinya merupakan figur otoritas di rumah. Sayangnya, seringkali hal kecil tapi berarti seperti meminta maaf kepada anak-anak itu sulit. Bukan apa-apa, melainkan gengsi.
Tapi sebagai figur otoritas di rumah, justru Bunda atau Ayah yang harus mengambil langkah pertama. Misalnya, jika Bunda mengatakan sesuatu yang tidak baik saat bertengkar dengan anak, jadilah orang pertama yang mengatakan 'maaf'.
Saat Bunda mencontohkan kerendahan hati semacam ini, anak-anak akan mengembangkan rasa hormat pada Bunda. Ini juga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan kepada anak-anak bahwa kita semua membuat kesalahan, tetapi penting untuk bertanggung jawab atas kesalahan itu. Demikian dikutip dari Families for Life.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan untuk anak. Langsung aja yuk, Bun klik di sini.
Sumber: haibunda.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid