Sebelumnya, PGE telah menerbitkan green bond sebesar USD 400 juta. Total dana ini 100 persen digunakan untuk refinancing.
Pada 2021, perseroan diketahui menerbitkan bridge loan dengan total nilai USD 800 juta. Nelwin menjelaskan, utang tersebut secara bertahap telah dibayarkan.
Hingga Desember 2022, saldo PGE tercatat USD 600 juta. Perusahaan kemudian membayar sebesar USD 200 juta pada Maret 2023. "Jadi dari USD 600 juta di Desember, per Maret saldonya tinggal USD 400 juta. Inilah yang kita refinance terbitkan jadi green bond April kemarin," jelasnya.
Dalam kunjungan kerjanya ke PLTP Kamojang itu, Nelwin juga menyampaikan PGE diminta untuk mendanai secara mandiri proyek-proyek yang digarap.
Permintaan ini sudah disampaikan sejak tahun 2021. Restrukturisasi pun ditempuh setelah mendapat arahan tersebut.
Setelah mendapatkan pendanaan perbankan lewat bridge loan sebesar USD 800 juta pada 2021, langkah untuk masuk ke pasar modal juga membuat PGE meraup USD 600 juta. Selanjutnya, penerbitan green bond dengan total USD 400 juta.
"Jadi boleh dibilang secara kumulatif dalam dua tahun terakhir kita sudah raise USD 1,8 miliar dari perbankan dan pasar modal. Ini menunjukkan kemampuan keuangan PGE yang sangat baik," pungkasnya.
Sumber: kumparan.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid