Sosok dan Biodata Hardjo Kardi, Tokoh Samin Bojonegoro yang Meninggal Dunia, Punya Keahlian Langka

- Minggu, 28 Mei 2023 | 01:30 WIB
Sosok dan Biodata Hardjo Kardi, Tokoh Samin Bojonegoro yang Meninggal Dunia, Punya Keahlian Langka

Bambang Sutrisno mengatakan, ayahanda tidak pernah mewajibkan anak-anak untuk menganut Saminisme.

�Mbah Hardjo sebagai orangtua meneruskan ajaran melalui nasihat dan contoh laku. Saya kemudian secara ikhlas mengamini ajaran Ki Samin Surosentiko yang diwariskan melalui Mbah Harjo,� ujar pegawai Kecamatan Margomulyo sekaligus Ketua Umum Panitia Pelaksana Festival Samin 2019 ini.

Kelugasan dalam berbicara tampak jelas dalam langgam turut Hardjo Kardi dan Wong Samin. Kerap jawaban yang diberikan singkat, tetapi menembus inti pertanyaan. Pola egaliter (kesamarataan) atau tidak membeda-bedakan sesama juga dipegang teguh.

Hardjo Kardi sering didatangi pejabat teras kabupaten, provinsi, dan pusat. Namun, ia tak pernah berbeda sikap saat menerima pejabat atau masyarakat. Semuanya diterima, disapa, diajak bicara meski saat ini pendengarannya menurun.

Baca juga: Suku Asli di Papua Punya Tradisi Potong Jari, Dilakukan untuk Hormati Nasib Tragis Orang Lain

Dalam festival, Hardjo Kardi juga terbuka untuk memperlihatkan beberapa tradisi Wong Samin, bahkan yang amat sakral.

Misalnya pemeragaan perkawinan adat yang dilakoni oleh Bambang Sutrisno dan istri, Noveri Ekawati. Pemeragaan itu untuk pertama kalinya ditonton oleh publik yang notabene bukan warga Dusun Jepang.

Pemeragaan dengan sejumlah kesepakatan mengingat perkawinan menempati posisi amat sakral dalam kehidupan mereka, antara lain hanya diperankan oleh yang sudah menikah dan tidak boleh mengucapkan nama. Di dalam prosesi ada pengucapan rabi pisan kanggo saklawase (menikah sekali untuk selamanya) sehingga pantang diucapkan oleh yang belum menikah atau diucapkan lagi oleh pasangan. Inilah salah satu wujud sikap antiperceraian, antipoligami, antipoliandri dalam kehidupan berkeluarga Wong Samin.

�Sudah saatnya kalau orang lain ingin tahu,� kata Hardjo Kardi.

Terampil

Hardjo Kardi tak pernah mengenyam pendidikan formal. Namun, ia memiliki sejumlah keterampilan yang amat langka. Seperangkat gamelan pelog slendro dan karawitan di Balai Budaya Masyarakat Samin Dusun Jepang merupakan karyanya. Ia juga mampu membuat keris, tombak, pedang, pusaka, memperbaiki alat-alat elektronik. Selain itu, membaca dan menulis Jawa kuno.

�Saya tidak sekolah, tetapi karena pengalaman,� ujarnya.

Hardjo Kardi juga teguh menjalankan prinsip kehidupan dalam pertanian. Petani harus selalu jujur, sabar, trokal, dan nrimo. Berusaha keras, cerdas, dan ikhlas agar hasil panen bisa mencukupi kebutuhan istri (suami), anak, dan cucu. Untuk itu, jika menghadapi kendala atau kegagalan, petani pantang menyerah dan harus selalu belajar.

Di Dusun Jepang, Hardjo Kardi dikenal sebagai petani yang ulet, gigih, tekun, cepat belajar, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu, Hardjo Kardi terus dipercaya memimpin Kelompok Tani Panggih Mulyo sejak didirikan pada 1981.

Beberapa inovasi mereka kembangkan, antara lain pertanian organik berbasis pemanfaatan pupuk dari kotoran ternak, pembuatan dan pemeliharaan sumber air atau embung untuk kemudian dialirkan sebagai sistem irigasi serta air untuk kebutuhan rumah tangga dan ternak. Untuk menangkap ikan di Bengawan Solo dan sungai-sungai lainnya, hanya dengan pancing atau jala tradisional. Dilarang keras memakai tuba atau racun dan setrum listrik.

Hardjo Kardi juga membina dan mendorong pengelolaan organisasi Lembaga Masyarakat Desa Hutan. Kalangan petani Dusun Jepang ialah penggarap atau buruh tani. Bekerja sama dengan Perhutani, mereka mengolah lahan dengan sistem tumpang sari.

Baca juga: Nasib Anak Soekarno yang Bikin Tentara Murka karena Viralkan Foto Terakhir Sang Ayah Jelang Wafat

Mereka juga turut merawat tegakan jati, yang kemudian mendapat sistem bagi hasil dari Perhutani. Pola ini bertahan dan berjalan dengan lancar.

Di Dusun Jepang juga terdapat Sanggar Budaya Seni Karawitan Dewi Laras. Hardjo Kardi dipercaya sebagai pembina.

Putra sulung, yakni Karsi, menjadi ketuanya, sedangkan putrinya, yakni Rumini, giat terlibat dalam pelestarian seni karawitan dan macapatan. Setiap ada kunjungan ke Dusun Jepang, kelompok ini menyuguhkan seni tradisi.

Sumber: jatim.tribunnews.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler