Investasi di Perusahaan Digital Bentuk Ekosistem, Ciptakan Strategic Business Jangka Panjang

- Sabtu, 21 Mei 2022 | 13:00 WIB
Investasi di Perusahaan Digital Bentuk Ekosistem, Ciptakan Strategic Business Jangka Panjang

Startup yang dibiayai tersebut ketika ingin mengembangkan usahanya di Asia, harus membuka kantor dan membayar pajak di Singapura. "Lihat Astra dan Telkomsel yang masuk ke Gojek. Industri film Korea juga membeli saham jaringan bioskop terbesar di Indonesia. Saat ini investor melakukan investasi melihat strategic business dari perusahaan digital tersebut di masa depan dan potensi kolaborasi yang bisa dibentuk. Jadi jangan hanya lihat jumlah saham yang kecil," terang Yoris.

Meski industri capital market global dan Indonesia tengah mengalami tekanan akibat kenaikan suku bunga FED, Yoris melihat peluang perusahaan teknologi di Indonesia masih terbuka sangat luas. Yoris mengakui saat ini angel investor yang akan masuk ke perusahaan digital jauh lebih berhati-hati dengan melihat rencana bisnisnya. "Mereka akan menghindari perusahaan rintisan yang masih membakar uang. Saat ini angel investor banyak mencari perusahaan yang memiliki rencana bisnis jelas," kata Yoris.

Agar mencapai keuntungan yang maksimal, menurut Yoris, investasi atau akuisisi saham yang dilakukan oleh perusahaan digital tersebut harus memiliki visi investasi jangka panjang, bukan best short term investment.

"Coba anda lihat BCA dan ASTRA yang masuk ke perusahaan startup. Apakah mereka sekarang keluar? Bahkan Group Djarum sampai saat ini masih menjadi pemegang saham pengendali dan tak akan mau melepaskan BCA, karena mereka melihat perusahaan yang mereka invest memiliki potensi bisnis di masa mendatang. Mereka melihat investasi selalu dalam jangka panjang, bukan mencari keuntungan sesaat. Kalau mereka keluar dari perusahaan tersebut berarti potensi bisnisnya sudah tak ada," tutup Yoris.

Sumber: surakarta.suara.com

Halaman:

Komentar

Terpopuler