Salah satu faktor pemicu penurunan laba bersih ialah terpangkasnya pendapatan bersih emiten rumah sakit ini sebesar 13,62% (yoy). RS Bunda mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp450,21 miliar pada Q121 dan nilainya turun menjadi Rp388,89 miliar pada Q122.
Ketika pendapatan turun, RS Bunda justru mencatat kenaikan tipis pada beban pokok pendapatan, yakni dari sebelumnya Rp225,16 miliar menjadi Rp227,06 miliar. Sejumlah akun beban juga ikut naik, misalnya beban usaha dari senilai Rp107,65 miliar pada awal 2021 menjadi Rp107,88 miliar pada awal 2022. Beban keuangan membengkak dari sebelumnya Rp5,41 miliar menjadi Rp7,91 miliar.
Pada saat yang sama, RS Bunda mengantongi penghasilan keuangan yang lebih besar dari Rp1,15 miliar per Maret 2021 menjadi Rp2,19 miliar per Maret 2022. Total aset RS Bunda tercatat tumbuh, yakni sebesra Rp2,69 triliun pada akhir Desember 2021 menjadi Rp2,88 triliun pada akhir Maret 2022. Kas dan setara kas mengalami penyusutan dari sebelumnya Rp793,92 miliar menjadi Rp711,54 miliar.
Sumber: populis.id
Artikel Terkait
[ANALISIS] Peringatan Keras Panglima TNI Untuk Prajurit Aktif Rangkap Jabatan
Jokowi Diminta Sembunyi Dulu 5 Tahun
Tegas! Dikontak Pertamina, Fitra Eri Tolak Tawaran untuk Bantah Isu Pertamax Oplosan
Intip Dua Sosok Istri Tersangka Mega Korupsi Minyak Mentah, Langsung Gembok Akun Medsos