Melansir dari siaran resminya, Rabu (25/05) kapabilitas Raymond sebagai seorang pebisnis dan pelaku game diharapkan mampu mendorong misi Agate untuk kembangkan industri game dan developer lokal dalam menguasai pangsa pasar.
Penunjukan Raymond akan mendukung komitmen perusahaan dalam 3 hal, yaitu; peningkatan kualitas sumber daya, pengembangan ekosistem bagi developer lokal, dan kemudahan akses dalam memasuki pasar global.
“Sejak pandemi, industri game di seluruh dunia justru terus menunjukkan tren yang positif. Di Indonesia sendiri, nilai industri game pada tahun 2021 mencapai US$1,9 miliar. Momentum ini perlu dimanfaatkan dengan baik dan Raymond adalah sosok yang tepat untuk melengkapi roda perusahaan demi menuju arah yang ingin kami capai bersama-sama.” tutur CEO dan Co-founder PT Agate Internasional, Arief Widhiyasa.
Mengutip data yang dilansir dari Newzoo tahun 2021 lalu, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan industri game paling cepat dari segi konsumsi pasar yang tercatat hingga US$1,92 miliar.
Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan pasar tercepat di Asia Tenggara. Namun pertumbuhan ini berbanding terbalik dengan pendanaan pada game produksi lokal. Imbasnya, hanya 0,5% pangsa pasar yang dikuasai oleh developer lokal.
Menurut Arief hal ini disebabkan jumlah perusahaan game dan sumber daya pembuat game yang terbilang masih sedikit. Di sinilah Raymond dan jajaran direksi Agate diharapkan mampu mengisi gap kompetensi sumber daya dan dukungan pada developer lokal yang sedang merintis jalan.
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid