Selain itu, kata Wilton, pihak yang memberi bantuan--termasuk bantuan kemanusiaan-- pun kerap dicurigai dan ditanya-tanya aparat. Wilton mengatakan di Tanjung Banun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang bahkan spanduk dapur umum dan posko bantuan dicopot.
"Yang awalnya sudah ada dapur umum dengan membentangkan spanduk namun saat ini spanduk tersebut sudah diturunkan karena setiap ada orang yang datang untuk memberikan bantuan," ucap Wilton.
"Pihak kepolisian selalu datang dengan berbagai pertanyaan, dan bahkan memanggil pihak yang memberikan bantuan," klaimnya.
Dihubungi terpisah, Kasi Humas Polresta Barelang AKP Tigor Sidabariba mengonfirmasi bahwa pihaknya mendatangi rumah-rumah warga dengan membawa sembako. Namun, tegasnya, kegiatan door to door itu bukan upaya pemaksaan agar warga mau direlokasi, melainkan memberikan penjelasan.
"Ini hanya untuk door to door ke masyarakat, memberikan penjelasan jangan langsung takut atas kehadiran kita. Bukan untuk memaksa, ngapain memaksa," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, ribuan warga Rempang, Batam, Kepulauan Riau terancam harus meninggalkan tempat tinggalnya karena akan ada pembangunan PSN Eco-city. Ribuan warga itu tak terima harus angkat kaki dari tanah yang sudah ditinggalinya jauh sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Pada 7 dan 11 September 2023, bentrokan sempat pecah. Polisi menyemprotkan gas air mata hingga anak-anak dilarikan ke rumah sakit. Hingga saat ini, 43 orang yang menolak relokasi ditangkap dengan dituduh provokator.
Sumber: cnnindonesia
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid