Industri Digital Makin Diminati, tapi Tidak dengan Sumber Daya Manusianya

- Selasa, 31 Mei 2022 | 23:00 WIB
Industri Digital Makin Diminati, tapi Tidak dengan Sumber Daya Manusianya

Menurut Indeed.com, kesenjangan antara jumlah lowongan yang terbuka dan jumlah lulusan sangat tinggi. Sebanyak 600.000 lowongan muncul di pasar setiap tahun, sedangkan jumlah lulusan universitas hanya 50.000 per tahun. Jadi, untuk setiap CV ada 12 lowongan yang dibuka sehingga menghasilkan perbedaaan yang drastis.

Baca Juga: Gandeng LX International, Kemendikbudristek Siapkan SDM Bertalenta Digital

Tidak hanya kurang dari sisi kuantitas, tetapi kurangnya pelamar kerja yang berkualitas juga tentu dapat menghambat pertumbuhan perusahaan di Indonesia. Meskipun, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) negara ini memiliki populasi terbesar keempat di dunia, sekitar 50% penduduknya berusia di bawah 30 tahun.

Disebutkan juga bahwa gelombang PHK massal yang kemungkinan besar akan melanda startup di Indonesia dalam waktu dekat makin memperburuk keadaan yang sudah terjadi karena Covid-19. Kementerian Tenaga Kerja mencatatkan lebih dari 1,2 juta karyawan dari 74.439 perusahaan terdampak kehilangan pekerjaan.

Selain itu, gencarnya otomatisasi dan robotisasi pun dapat menambah risiko lebih banyak masyarakat Indonesia kehilangan pekerjaan dalam waktu dekat. Menurut data yang diterbitkan pada November 2020 di Journal of Robotics and Control, pada 5 negara ASEAN yang diteliti, peneliti menemukan bahwa 56% karyawan saat ini menghadapi risiko tinggi otomatisasi.

Tim Refocus mengajarkan profesi digital kepada orang-orang, di mana bidang ini sedang diminati pasar dan akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Google Indonesia memperkirakan bahwa ekonomi digital negara akan bernilai sekitar Rp1,7 kuadriliun atau US$124,1 miliar pada tahun 2025 (tiga kali lipat dari tahun 2020 dengan nominal Rp548,2 triliun).

Menurut laporan terbaru oleh perusahaan konsultan strategi AlphaBeta, karyawan dengan keterampilan digital memiliki potensi untuk berkontribusi lebih dari Rp4 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2030.

Halaman:

Komentar

Terpopuler