Ia juga menyebut, survey yang kerap mendudukan elektabilitas pasangan Prabowo Gibran lebih dari 50 persen itu bohong-bohongan.
Baca Juga: Kunjungi Semarang, Mahfud MD Masih Baper Gimik Gibran di Debat Cawapres, Sebut Pelatihnya Bodoh
"Kalau misalnya kalau kata survei bayaran itu Prabowo di atas 50 persen kenapa Pak Jokowi harus berkantor di Jateng, jalan aja di Jakarta. Jadi ketika beliau turun langsung ke lapangan berarti ada kepanikan. Kalau filosofi catur itu begitu ketika raja sudah banyak bergerak berarti dia sudah terdesak," tegas dia.
Selain itu Denny juga meminta para pemuda yang hadir dalam acara ini untuk lebih kritis dalam memilih calon pemimpin. Jangan sampai mereka tertipu dengan gimik-gimik di media sosial.
"Kita ada di era media sosial, media sosial ini lah yg banyak mengubah presepsi banyak orang tentang bagaimana kita bernegara karena saya selalu pesan kepada anak-anak muda belajarlah sejarah. Dari sejarah itu kita akan mengetahui rekam jejak para pemimpin kita, dengan begitu kita akan tahu siapa yang kita pilih bukan karena kosmetik bukan karena cuma joget-joget tapi karena rekam jejak," jelas dia.
Baca Juga: Kampanye Terbuka di Semarang, Prabowo Janji Tuntaskan Kemiskinan Hingga Sindir Anies Baswedan
Tidak hanya itu, Denny pun ikut menyoroti sejumlah aktivis tahun 1998 yang kini justru berbalik mendukung Prabowo. Ia menegaskan sikap itu justru bertentangan dengan misi reformasi yang dulu mereka perjuangkan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: ayosemarang.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid