Sebanyak 93% eksekutif Indonesia percaya bahwa platform digital perlu menawarkan pengalaman terpadu, yang memungkinkan penggunaan data pelanggan di berbagai platform dan ruang digital di masa depan.
2. Programmable World: Our Planet, Personalized – Seiring berkembangnya teknologi seperti 5G, ambient computing, augmented reality, dan smart material, lingkungan digital akan semakin melebur ke dalam dunia fisik. Lingkungan ini tidak hanya akan membentuk kembali bagaimana orang terhubung dengan dunia virtual, tetapi juga mendefinisikan kembali segala sesuatu yang dibangun di dalamnya, bagaimana orang berinteraksi, dan kontrol yang mereka miliki.
Menariknya, 88% eksekutif Indonesia setuju bahwa akan ada banyak organisasi yang mendorong batas-batas dunia maya agar lebih nyata. Hal ini akan meningkatkan kebutuhan atas navigasi yang lancar antara dunia digital dan fisik.
3. The Unreal: Making Synthetic, Authentic – Bisnis dan lingkungan semakin didukung oleh data yang dihasilkan AI yang semakin merefleksikan dunia nyata. AI menjadi top-of-mind untuk bisnis karena perusahaan dan konsumen sama-sama beralih dari mempertimbangkan apa yang nyata versus palsu, menjadi apa yang otentik, tidak hanya dalam hal konten dan algoritma perusahaan tetapi juga untuk keseluruhan brand perusahaan.
Dengan dunia maya yang akan menjadi realitas, kini para pemimpin mempersiapkan bisnis mereka dalam menghadapi tren ini. Sebanyak 92% eksekutif Indonesia melaporkan bahwa organisasi mereka berkomitmen untuk melakukan validasi sumber data dan menggunakan otentik AI.
4. Computing the Impossible: New Machines, New Possibilities – Munculnya mesin-mesin baru mendorong organisasi di semua lini industri untuk memperluas cakupan jenis pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh komputer. Teknologi seperti quantum computing dan biology-inspired computing memungkinkan bisnis untuk memecahkan masalah yang mungkin terlalu mahal, tidak efisien, atau mustahil untuk dikerjakan oleh komputer tradisional.
Ketika tantangan besar menjadi kegiatan operasional biasa, hal-hal seperti bagaimana perusahaan bersaing, memberikan nilai, dan bermitra akan berubah secara drastis; hampir semua (88%) eksekutif Indonesia setuju bahwa kesuksesan jangka panjang akan bergantung pada pemanfaatan komputasi generasi berikutnya untuk memecahkan tantangan yang tampaknya sulit diatasi.
"Perusahaan yang memiliki visi ke depan akan mulai menavigasi ketidakpastian pasar saat ini sambil mulai bersaing di Metaverse Continuum secara bersamaan. Accenture sendiri telah mengoperasikan metaverse-nya sendiri yang bertajuk Nth Floor, di mana para karyawan menggunakannya untuk berpartisipasi dalam program orientasi untuk perekrutan baru atau bertemu dan bersosialisasi sebagai tim. Pada tahun fiskal ini, perusahaan memperkirakan sebanyak 150.000 atau lebih karyawan baru yang akan bekerja di metaverse," tutup Prie.
Sumber: jpnn.com
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid