Dengan investasi pada mesin LSM sebesar Rp1 triliun, berarti total investasi yang ditanamkan GRP untuk menambah kapasitas produksi, sudah mencapai Rp4,5 triliun. Selain pada mesin LSM, investasi lain adalah di hulu produk dengan pemasangan mesin Blast Furnace sebesar sekitar Rp3,5 trilun.
“Kami berharap agar pemerintah dapat terus mendukung produsen dalam negeri mengingat besarnya investasi yang telah dikeluarkan oleh GRP dalam rangka penambahan kapasitas produksi dan memperkuat industri baja dalam negeri ,” tutup Argo.
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, investasi mesin Light Section Mill (LSM) dengan kapasitas produksi 500.000 ton/tahun yang dilakukan PT Gunung Raja Paksi, sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi baja nasional.
“Investasi baru ini, di samping menambah kapasitas produksi PT Gunung Raja Paksi juga akan menambah kapasitas produksi baja profil nasional sebesar 500 ribu ton. Sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan baja profil dalam negeri di tengah gencarnya pembangunan konstruksi di Indonesia,” kata Agus.
Saat ini, imbuh Agus, PT Gunung Raja Paksi juga melakukan investasi baru di sektor hulu baja. Yaitu dengan pembangungan fasilitas Blast Furnace. “Untuk itu, Pemerintah mendorong agar investasi baru ini juga dapat diselesaikan seperti investasi baru di sektor hilir dengan beropersionalnya fasilitas Light Section Mill (LSM),” tutup Agus.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Anwar Usman Bisa Saja Menyesal Karir Hancur Gegara Gibran
VIRAL Beredar Foto MABA Fakultas Kehutanan UGM 1980, Tak Ada Potret Jokowi?
Gibran dan Dua Rekannya Ditangkap Polisi terkait Dugaan Penggelapan Duit Rp 15 Miliar
Kejagung Sita Rupiah-Mata Uang Asing Riza Chalid