Kuasa Hukum Bantah HP yang Disita KPK Itu Milik Yaqut

- Senin, 18 Agustus 2025 | 19:55 WIB
Kuasa Hukum Bantah HP yang Disita KPK Itu Milik Yaqut


POLHUKAM.ID -
Kuasa hukum mantan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (YCQ), Melissa Anggraini, membantah bahwa barang bukti berupa telepon genggam (HP) yang disita Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat penggeledahan adalah milik kliennya. Hal ini setelah KPK menggeledah rumah Yaqut Cholil Qoumas di kawasan Jakarta Timur, pada Jumat (15/8).

"Gus Yaqut menghargai sepenuhnya seluruh proses hukum yang dilakukan oleh KPK. Beliau mendukung dan kooperatif langkah KPK dalam mengusut perkara ini agar jelas dan terang, termasuk dengan melakukan penggeledahan dan penyitaan," kata Melissa Anggraini kepada wartawan, Senin (18/8).

Melissa menegaskan, pihaknya tidak mempermasalahkan tindakan KPK yang melakukan upaya paksa penggeledahan, selama dilakukan sesuai prosedur hukum yang berlaku. Namun, ia menolak anggapan bahwa HP yang disita penyidik merupakan milik Yaqut. 

"Terkait informasi penyitaan barang bukti elektronik dapat kami tegaskan bahwa yang disita tersebut bukan milik Gus Yaqut," ujarnya.

Melissa juga menambahkan, penyitaan barang bukti merupakan kewenangan penuh KPK dalam rangka mengembangkan penyidikan kasus dugaan korupsi kuota haji.

Meski begitu, pihaknya berharap masyarakat tidak buru-buru mengaitkan barang bukti yang ditemukan dengan Yaqut secara pribadi. "Untuk detail lebih lanjut mengenai penyitaan itu, tentu akan dijelaskan oleh KPK," tegasnya.

Sebelumnya, KPK melakukan penggeledahan terhadap rumah mantan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas di Jakarta Timur, pada Jumat (15/8). Dari penggeledahan tersebut, tim penyidik mengamankan sejumlah dokumen dan barang bukti elektronik yang diduga terkait pengurusan kuota haji.

Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan penggeledahan dilakukan untuk menindaklanjuti proses penyidikan kasus dugaan korupsi kuota tambahan haji 2024 di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) RI. "Dari penggeledahan yang tim lakukan di rumah saudara YCQ, tim mengamankan sejumlah dokumen dan Barang Bukti Elektronik (BBE)," ucap Budi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (15/8).

Budi menambahkan, seluruh barang bukti yang diamankan akan diproses lebih lanjut. Menurutnya, barang bukti itu dinilai memiliki keterkaitan dengan perkara kuota haji 2024. 

"Dari barang bukti itu, penyidik akan dilakukan ekstraksi untuk mencari petunjuk dan bukti untuk mendukung penanganan perkara ini," ucapnya.

Dalam pengusutan kasus ini, KPK telah mencegah tiga orang bepergian ke luar negeri. Yaitu mantan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (YCQ), eks staf khusus (stafsus) Menag Ishfah Abdul Aziz (IAA), dan pihak travel Fuad Hasan Masyhur (FHM).

Pencegahan dilakukan demi memastikan ketiga pihak tersebut tetap berada di wilayah Indonesia selama proses penyidikan berlangsung. Larangan bepergian ke luar negeri itu berlaku selama enam bulan ke depan, terhitung sejak tanggal dikeluarkannya surat keputusan.

Tindakan itu setelah KPK secara resmi mengumumkan perkara dugaan korupsi terkait penentuan kuota dan penyelenggaraan ibadah haji di Kementerian Agama (Kemenag) 2023–2024 naik ke tahap penyidikan, pada Sabtu (9/8) dini hari. Meski telah masuk tahap penyidikan, KPK belum mengumumkan secara terbuka siapa saja pihak yang telah ditetapkan sebagai tersangka. 

Penyidikan itu dilakukan dengan menerbitkan sprindik umum melalui jeratan Pasal 2 Ayat (1) dan atau Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2021 juncto Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP.

Sumber: jawapos

Komentar