Dalam kasus suap Basarnas ini, KPK dan TNI melakukan joint investigation karena melibatkan dua anggota TNI aktif, yakni Kabasarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi dan Letkol Afri Budi Cahyanto selaku Koorsmin Kepala Basarnas.
Keduanya diduga menerima suap sebagai fee pengaturan proyek dari tiga tersangka swasta: Mulsunadi Gunawan, Komisaris Utama PT Multi Grafika Cipta Sejati; Marilya, Direktur Utama PT Intertekno Grafika Sejati; dan Roni Aidil, Direktur Utama PT Kindah Abadi Utama.
Diduga, pihak swasta ini memberikan suap senilai Rp 999,7 juta dan Rp 4,1 miliar kepada Henri dan Afri. Uang tersebut sebagai fee 10 persen dari proyek yang Gunawan dkk dapatkan dengan cara mengatur tender lelang.
Pengaturan itu diduga dilakukan Henri sebagai pimpinan Basarnas, sehingga diberikan fee 10 persen dari nilai proyek. Suap diistilahkan dengan sebutan 'dana komando'.
Selain suap dari Gunawan dan Roni, Henri juga diduga menerima suap dari sejumlah vendor hingga Rp 88,3 miliar dalam kurun waktu 2021-2023.
Kelima tersangka ini dilakukan penahanan secara terpisah. Pihak swasta di Rutan KPK, sementara Henri dan Afri dalam penahanan militer.
Sumber: kumparan
Artikel Terkait
OTT KPK Gagalkan Gubernur Riau Kabur, Ini Identitas dan Modus yang Bikin Heboh
BREAKING: KPK Umumkan Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Pagi Ini! Ini Fakta OTT dan Uang Sitaan Rp1 Miliar+
Ustadz Abdul Somad Beri Dukungan Usai Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Ini Pesan Hadistnya
OTT KPK! Harta Fantastis Gubernur Riau Abdul Wahid Tembus Rp4,8 Miliar, Ini Rinciannya