Dikonfirmasi terkait pembelian rumah menggunakan KTP orang lain, Adim menjelaskan, pengembang tidak mempermasalahkan. Dengan catatan orang yang membeli rumah akan dianggap pemilik identitas yang dimaksud, termasuk penagihannya akan dilakukan kepada orang tersebut. “Kalau kayak gitu biasanya ada kesepakatan bawah tangan. Antara pembeli dan pemilik KTP,” imbuhnya.
Sementara itu, pemilik PT Karisma Karya Raya Sentosa, Ayak Alriyad Silahudin, mengaku heran mengapa KTP palsu tetap bisa diloloskan dalam pengajuan KPR. Padahal identitas merupakan hal yang tidak mudah untuk dilakukan pemalsuan, karena melibatkan berbagai pihak. Khususnya saat pengecekan SLIK oleh perbankan yang dituju. “Jujur kami heran, kenapa bisa terjadi kasus seperti ini,” ujarnya.
Pria yang menjabat sebagai Sekretaris Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Korwil Jember ini juga mengatakan, pengembang tidak dapat mengecek secara detail identitas yang diberikan oleh pemohon. Sebab, biasanya mereka hanya melihat secara fisik.
Adanya kasus pemalsuan KTP dianggap tidak memiliki dampak langsung terhadap penjualan rumah di Jember. Selama 2023, ada 3.200 unit rumah yang direalisasikan kepada masyarakat di Jember. Namun demikian, dia mengaku lebih berhati-hati agar tidak terjadi hal yang sama. “Kami tidak ingin masuk ke dalam hal yang merugikan. Baik berupa materi maupun nonmateri,” pungkasnya. (ham/c2/nur)
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarjember.jawapos.com
Artikel Terkait
OTT KPK Gagalkan Gubernur Riau Kabur, Ini Identitas dan Modus yang Bikin Heboh
BREAKING: KPK Umumkan Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Pagi Ini! Ini Fakta OTT dan Uang Sitaan Rp1 Miliar+
Ustadz Abdul Somad Beri Dukungan Usai Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Ini Pesan Hadistnya
OTT KPK! Harta Fantastis Gubernur Riau Abdul Wahid Tembus Rp4,8 Miliar, Ini Rinciannya