Sehari kemudian, Noval Hadad, sang eksekutor, ditangkap di Bidara Cina. Keduanya mengaku diperintahkan oleh Tommy dengan janji imbalan uang.
Tim Kobra dan Tito Karnavian
Polda Metro Jaya membentuk tim khusus beranggotakan 25 polisi terbaik dari berbagai satuan, termasuk Reserse, Brimob, dan Sabhara.
Tim ini diberi nama ‘Tim Kobra’ dan dipimpin oleh Komisaris Polisi (Kompol) Tito Karnavian.
Untuk melacaknya keberadaan Tommy, Tito membagi tim menjadi beberapa unit, salah satunya bertugas memantau sekitar Jalan Cendana.
AKP M. Saleh bahkan tidur di emperan rumah selama sebulan untuk mengawasi pergerakan di lokasi tersebut.
Perburuan Tommy semakin mengerucut setelah tim Kobra memetakan pola komunikasi jaringan orang-orang dekatnya di empat tempat, yakni, Menteng, Pondok Indah, Bintaro, dan Pejaten.
Tim akhirnya berhasil melacak sinyal telepon yang mengarah ke sebuah rumah di Jalan Maleo 2 No. 9, Sektor 9, Bintaro Jaya.
Penyergapan Tommy Soeharto
Setelah sebulan melakukan pemantauan intensif, tim Kobra menemukan titik persembunyian Tommy.
Pada pagi buta, tujuh jam sebelum penggerebekan, dua anggota tim berhasil memasang alat penyadap di ventilasi rumah tersebut.
Setelah memastikan keberadaan Tommy di dalam rumah, penggerebekan dilakukan.
Saat penyisiran dari kamar ke kamar, polisi menemukan Tommy tengah tidur bersama seorang wanita hamil tua bernama Lani Banjaranti. Tommy tidak melakukan perlawanan ketika ditangkap.
Setelah menjadi buronan selama lebih dari satu tahun, pelarian Tommy Soeharto berakhir pada 28 November 2001.
Penangkapan Tommy Soeharto menjadi prestasi besar bagi Polri di bawah kepemimpinan Jenderal Surojo Bimantoro.
Sebagai penghargaan, 25 anggota Tim Kobra mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa.
Tito Karnavian yang saat itu berpangkat Kompol naik menjadi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
Keberhasilan menangkap Tommy Soeharto juga menjadi momen penting dalam karier Tito Karnavian.
Ia terus menanjak di kepolisian hingga akhirnya menjabat sebagai Kapolri, dan kemudian diangkat sebagai Menteri Dalam Negeri di era Presiden ke-7 RI, Jokowi, dan dilanjutkan hingga saat ini di era Presiden Prabowo Subianto.
Sumber: VIVA
Artikel Terkait
OTT KPK Gagalkan Gubernur Riau Kabur, Ini Identitas dan Modus yang Bikin Heboh
BREAKING: KPK Umumkan Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Pagi Ini! Ini Fakta OTT dan Uang Sitaan Rp1 Miliar+
Ustadz Abdul Somad Beri Dukungan Usai Gubernur Riau Abdul Wahid Kena OTT KPK, Ini Pesan Hadistnya
OTT KPK! Harta Fantastis Gubernur Riau Abdul Wahid Tembus Rp4,8 Miliar, Ini Rinciannya