Alih-alih mendapat kecaman, pernyataan Rusia justru banyak diapresiasi publik global yang menilai sudah waktunya narasi dominan dipertanyakan.
Di media sosial, tagar-tagar seputar Israel dan nuklir mendadak ramai, menandakan ada keresahan yang selama ini terpendam.
Publik mulai mempertanyakan mengapa satu negara bisa bebas dari aturan yang begitu ketat diberlakukan pada negara lain.
Langkah Rusia ini juga dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap hegemoni narasi yang selama ini dikendalikan oleh blok Barat.
Meski tidak sedikit yang menuduh Rusia punya kepentingan sendiri dalam menyerang Israel, momen ini tetap dinilai penting dalam membuka ruang dialog baru.
Isu nuklir Israel selama ini seolah tabu untuk dibahas secara terbuka, namun situasi di PBB kali ini membuktikan bahwa batas itu mulai digeser.
Kini, perhatian dunia tertuju pada apakah PBB dan komunitas internasional akan menanggapi kritik ini secara serius atau justru kembali membungkam isu tersebut.
Apapun yang terjadi selanjutnya, insiden ini telah menjadi penanda penting bahwa dunia tak lagi mudah menerima narasi tunggal tanpa pertanyaan.
Ketika forum internasional mulai terbuka untuk kritik seperti ini, harapan untuk terciptanya keseimbangan diplomasi global semakin terbuka.
Dan mungkin, ini adalah awal dari babak baru dalam sejarah kebijakan nuklir internasional yang lebih transparan dan setara.
Sumber: HukamaNews
Artikel Terkait
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak
Mantan PNS Filipina Penyingkap Korupsi Ditembak Mati, Pemicu Gelombang Demonstrasi
Jimmy Kimmel Sindir Prabowo: Pertama Kalinya Ada yang Mau Ketemu Eric Trump!
6 Kekuatan Turki yang Bikin Tokoh Israel Ketakutan, Lebih Menyeramkan dari Iran!