Menggambarkan serangan itu, Litvynyenko mengatakan dia melihat 'serangkaian ledakan, dengan banyak bom berguguran satu demi satu'.
Kesaksian serupa juga diungkap oleh dua warga lain yang berada di dalam apartemen mereka pada saat serangan terjadi.
Berkata kepada BBC, mereka mengaku mendengar ledakan berturut-turut.
"Anda bisa mendengar ledakan itu selama beberapa menit. Ketika kami keluar, saya bisa melihat mobil yang terbakar. Sepertinya semuanya telah terbakar," ungkap Danya Volynets, 26 tahun.
Tetiana Ahayeva, seorang perawat berusia 53 tahun, juga punya cerita sendiri soal serangan Rusia. Ia sedang berdiri di depan gedungnya ketika sebuah munisi mengenai lingkungannya, menewaskan seorang remaja dengan lubang menganga di dadanya.
"Tiba-tiba ada suara petasan di mana-mana, banyak sekali, di mana-mana. Kami jatuh ke tanah dan mencoba mencari perlindungan. Putra tetangga kami, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama Artem Shevchenko, tewas di tempat. Dia memiliki lubang selebar 1 cm di dadanya. (Sementara) Ayahnya mengalami patah pinggul dan luka pecahan peluru di kaki," kata Ahayeva kepada Amnesty.
Dokter di rumah sakit pusat Kharkiv mengatakan bahwa di antara para korban yang dibawa setelah serangan di taman bermain, mereka melihat luka tembus di perut, dada, dan punggung. Para dokter itu juga berhasil mengumpulkan pecahan logam yang cocok dengan jenis pelet yang ditemukan pada munisi tandan 9N210/9N235.
Menurut Amnesty, serangan di lingkungan Industrialnya menewaskan sedikitnya sembilan warga sipil dan melukai 35 lainnya. Di wilayah itu, bom tandan Rusia meledak, mengenai area seluas luas 700 meter persegi.
Kemudian di bangunan tempat tinggal lainnya, di daerah Jalan Haribaldi di Kharkiv, sebuah amunisi mendarat di pintu masuk gedung. Serangan ini langsung menewaskan dua wanita tua dan melukai seorang lainnya. Efek spalling dapat dilihat di sekitar ambang pintu dan di jalan setapak di dekatnya.
Tetiana Bielova dan Olena Sorokina sedang duduk di bangku luar ketika sebuah amunisi meledak di dekatnya. Mereka bangkit untuk memasuki gedung tetapi munisi kedua mendarat tepat di pintu masuk, membunuh Bielova dan wanita lain bernama Tetiana yang lari bersama mereka. Sorokina, sementara itu, kehilangan kedua kakinya akibat ledakan.
"Terjadi serangkaian ledakan satu demi satu. Saya keluar dan melihat seorang wanita berbaring di sini menghadap ke bawah dan wanita lain tergeletak di sini, dan di sebelah mereka adalah Lena, yang kehilangan kedua kakinya. Dia menangis, 'Saya kehilangan kaki saya'," kata seorang warga bernama Nadia Kravchuk. Kravchuk yang berusia 61 tahun juga berada di gedung pada saat serangan terjadi.
Secara total, selama dua minggu penelitian lapangan, Amnesty menyelidiki 41 serangan di Kharkiv. Dari studi ini, terungkap serangan-serangan itu menewaskan setidaknya 62 warga sipil dan melukai 196 lainnya.
Amnesty juga menegaskan bahwa mereka telah menemukan bukti munisi tandan dan roket yang tak terarah, yang membunuh warga yang sedang berbelanja, mengantre untuk mendapatkan bantuan makanan, atau sekadar berjalan-jalan.
"Senjata-senjata ini tidak boleh digunakan. Mereka tidak dapat diarahkan. Mereka adalah senjata yang menargetkan suatu daerah, dan mereka memiliki efek yang menghancurkan, menyebabkan banyak kematian dan cedera bagi warga sipil.
"Penggunaan senjata itu sama saja dengan sengaja menargetkan warga sipil. Rusia tidak bisa mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui efek dari jenis senjata ini. Dan keputusan untuk menggunakannya telah menunjukkan pengabaian mutlak terhadap kehidupan sipil," jelas Donatella Rovera, penasihat senior tanggap krisis Amnesty, mengatakan kepada BBC.
Rusia sebelumnya membantah menggunakan munisi tandan di Ukraina dan bersikeras bahwa pasukan Rusia hanya menyerang sasaran militer. Namun, penelitian Amnesty hingga kesaksian warga Ukraina yang selamat telah membuktikan sebaliknya.
Sumber: akurat.co
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak