“Kami siap memenuhi permintaan produsen pertanian dari Indonesia dan negara-negara sahabat lainnya, untuk kebutuhan nitrogen, fosfat, pupuk kalium dan bahan baku produksi mereka,” kata Putin, setelah bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Kremlin, Moskow, Kamis (30/6/2022).
"Kami berbicara tentang isu-isu yang menarik untuk saat ini, bagi seluruh dunia, semua negara. Soal pasokan bahan makanan ke pasar global. Juga barang pertanian lainnya, termasuk pupuk mineral," kata Putin seperti dilansir Kantor Berita Rusia TASS.
Komitmen yang disampaikan Putin pada kesempatan tersebut membawa kabar baik. Termasuk memulihkan rantai pasokan yang sempat terganggu.
"Kami berniat menjalankan komitmen kontrak terhadap pasokan bahan makanan, pupuk, serta sumber daya energi dan barang-barang penting lainnya dengan itikad baik. Itulah kenapa, pemulihan rantai pasokan yang terganggu oleh sanksi merupakan hal yang sangat penting," tambahnya.
Dia kembali menekankan, ketidakseimbangan pasar pangan adalah konsekuensi langsung dari kebijakan ekonomi sejumlah negara yang tidak bertanggung jawab, selama bertahun-tahun.
Itu belum termasuk emisi yang tidak terkendali dan akumulasi utang tanpa jaminan.
Putin mengatakan, situasinya telah memburuk sejak awal pandemi Corona.
"Masalahnya, negara-negara Barat tidak mau mengakui kesalahan arah ekonomi mereka. Akibatnya, stabilitas produksi pertanian global semakin terganggu. Ditambah lagi, Barat juga menerapkan pembatasan pasokan terhadap pupuk Rusia dan Belarusia," jelas Putin seperti dikutip BBC, Kamis (30/6).
"Krisis pangan global ini lebih dipicu oleh sanksi Barat. Bukan invasi Rusia dan blokade pelabuhan Laut Hitam," pungkasnya.
Sumber: rm.id
Artikel Terkait
Jokowi Akan Pidato Tentang Pentingnya AI Saat Hadir di Bloomberg New Economy Forum 2025 di Singapura, Pakai Bahasa Inggris?
Bukan Prabowo, Pidato Presiden Kolombia Gustavo Petro Paling Keras Sampai AS Walk Out, Ternyata Ini Pemicunya!
Pernah Jadi Buronan Senilai Rp 167 Miliar, Al-Sharaa Kini Bersalaman dengan Trump
Macron: Perang Total Israel Membunuh Warga Sipil, Bukan Menghancurkan Hamas