Pada 2019, Zimbabwe memperkenalkan kembali mata uangnya, satu dekade setelah meninggalkannya demi mata uang asing, terutama dolar Amerika Serikat. Sejak kembalinya, nilai mata uang lokal telah menurun dari sekitar 2,5 terhadap dolar AS pada 2019 menjadi 285 terhadap dolar di pasar antar bank.
Ini diperdagangkan jauh lebih lemah, hampir 400 terhadap dolar AS di pasar gelap yang berkembang.
Analis mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah untuk kembali menggunakan dolar AS.
Pembekuan pinjaman memang memperlambat penurunan dolar Zimbabwe di pasar gelap, meskipun tidak banyak berpengaruh pada tingkat resmi.
Zimbabwe, yang mengalami hiperinflasi 500 miliar persen pada tahun 2008, saat ini mengalami episode inflasi tinggi lainnya, dengan inflasi tahun-ke-tahun naik menjadi 96,4 persen pada April dari 72,7 persen pada Maret, didorong oleh devaluasi mata uangnya yang cepat.
Perekonomian juga telah dipengaruhi oleh efek berkepanjangan dari pandemi COVID-19 dan invasi Rusia ke Ukraina.
Sumber: suara.com
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak