Terkuak Pertengkaran Hebat Putin dan Macron, 4 Hari Sebelum Invasi Pertama Dilakukan Rusia

- Jumat, 08 Juli 2022 | 08:00 WIB
Terkuak Pertengkaran Hebat Putin dan Macron, 4 Hari Sebelum Invasi Pertama Dilakukan Rusia

Orang kuat Rusia mengklaim bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berbohong kepada Macron, New York Post melaporkan.

Baca Juga: Rakyat Rusia Protes ke Jalan, Putin Didesak, Eks Pejabat Amerika: Tampaknya Ada Kerusuhan di Moskow

Rincian pertukaran rahasia antara kedua pemimpin dunia pada 20 Februari terungkap dalam sebuah film dokumenter baru tentang penanganan Macron atas konflik yang sedang berlangsung, berjudul “A President, Europe and War,” yang ditayangkan perdana minggu lalu di saluran France 2.

Ketika Rusia sedang dalam proses mengumpulkan pasukannya dalam persiapan untuk invasi skala penuh pada akhir Februari, Macron memanggil mitranya dari Rusia untuk menawarkan pandangannya tentang situasi yang meningkat dan membahas “tindakan yang berguna” untuk meredakannya.

Putin dengan cepat mengalihkan pembicaraan ke “rekan terkasih kami Tuan Zelensky,” menuduh presiden Ukraina “berbohong” kepada Macron tentang niatnya untuk mengimplementasikan Kesepakatan Minsk, yang berusaha untuk mengakhiri perang di wilayah Donbas.

Putin kemudian mempermasalahkan penolakan Zelensky untuk bernegosiasi dengan separatis Ukraina pro-Kremlin, yang membuat marah presiden Prancis dan mendorongnya untuk berseru dengan nada frustrasi: "Saya tidak tahu di mana pengacara Anda belajar hukum!"

"Saya tidak tahu pengacara apa yang dapat memberi tahu Anda bahwa di negara berdaulat, teks undang-undang diusulkan oleh kelompok separatis dan bukan oleh otoritas yang dipilih secara demokratis," ujar Macron, menambahkan.

Putin membalas rekannya dari Prancis, dengan alasan bahwa pemerintah Zelensky tidak dipilih secara demokratis.

“Mereka berkuasa dalam kudeta berdarah, dengan pembunuhan dan pembakaran dan orang-orang dibakar hidup-hidup,” kata Putin kepada Macron.

Zelensky, mantan komedian dan aktor, terpilih dengan kemenangan telak pada 2019 dengan menarik lebih dari 73 persen suara.

Ketika pertengkaran verbal menjadi lebih panas, Macron mengatakan kepada Putin bahwa dia tidak “mempedulikan proposal separatis” karena mereka berada di luar hukum.

Setelah beberapa pertengkaran lagi, pemimpin Prancis mencoba mengembalikan pembicaraan ke jalur diplomatik dan mengusulkan pertemuan di antara semua pihak dalam konflik.

Halaman:

Komentar