Al Quran Dibakar, Muslim di Eropa Malah Tumbuh Pesat

- Rabu, 02 Agustus 2023 | 16:30 WIB
Al Quran Dibakar, Muslim di Eropa Malah Tumbuh Pesat

Kejahatan kebencian?


Muslim merupakan minoritas kecil dari populasi di negara-negara Eropa Barat, dan mayoritas berasal dari latar belakang non-kulit putih. Beberapa Muslim percaya bahwa penargetan simbol-simbol suci Islam untuk penodaan adalah bukti iklim kebencian yang lebih luas terhadap Muslim dan didorong oleh sayap kanan Eropa.


Ini ditambah dengan seruan sayap kanan untuk mengakhiri imigrasi dari negara-negara Muslim dan bahkan pengusiran sebagai bagian dari teori konspirasi bahwa Muslim akan “menggantikan” penduduk “asli” Eropa.


Sementara salah satu tokoh utama di balik serentetan pembakaran Al Quran baru-baru ini adalah seorang Kristen Irak yang tinggal di Swedia, banyak yang percaya ada upaya dari sayap kanan untuk menciptakan ketegangan komunal di Eropa antara non-Muslim dan Muslim.


Umat Muslim tumbuh pesat di Eropa


Aksi-aksi anti-Islam di berbagai negara Eropa seperti yang terjadi di Denmark dan Swedia ini selama ini tidak menggoyahkan minat warga di benua itu untuk memeluk agama Rasulullah Muhammad SAW ini. Mungkin juga mereka gerah melihat perkembangan pesat kaum Muslim ini.


“Meski pemberitaan tentang Islam sering dilakukan dengan nada negatif, tetap saja banyak orang Eropa, termasuk saya sendiri, memeluk Islam, Alhamdulillah,” kata seorang muallaf, Robert Carter dalam akun Twitternya @Bob_cart124, di awal 2023, mengutip website Daarut Tauhiid.


Menurut penelitian Pew Research Center, jumlah pemeluk Islam di Eropa terus meningkat. Pada pertengahan 2010 hingga setahun kemudian saja, jumlah penganut Islam di Eropa dari 3,8 persen menjadi 4,9 persen atau dari 19,5 juta menjadi 25,8 juta orang. Jumlah Muslim di Eropa pada 2022 diperkirakan mencapai 44 juta atau 6 persen dari keseluruhan penduduk di Benua Biru itu.


Uniknya di Swedia yang kerap terjadi pembakaran kitab suci ini, angka penduduk muslimnya terbesar di Eropa. Hampir sepertiga populasi negeri itu adalah muslim, jumlahnya mencapai 4,5 juta jiwa atau sekitar 30 persen. Sementara populasi Muslim di United Kingdom (UK) pada 2021 mencapai 3,9 juta jiwa atau 6,5 persen dari total penduduk.


Pada 2050 mendatang, populasi Islam di Eropa diprediksi meningkat hingga 11,2 persen atau lebih, bergantung seberapa banyak migrasi yang diizinkan ke Eropa. Jika migrasi dihentikan di masa mendatang pun, tetap akan meningkat sekitar 7,4 persen. Angka penduduk Muslim akan terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan bertambahnya angka kelahiran bayi Muslim. Selain itu, ketertarikan orang terhadap Islam juga terus menambah orang termotivasi untuk memeluk Islam.


Karena itu, Carter dalam postingan Twitternya ingin menunjukkan, bahwa segala aksi yang menunjukkan kebencian terhadap Islam atau islamophobia, tidak mengurangi pertumbuhan pemeluk Islam. Malah bisa jadi, aksi-aksi serupa justru semakin memancing orang untuk mengetahui apa itu Islam, Kemudian mempelajarinya, bahkan mengimaninya, sehingga mereka merasakan langsung ketenangan dan kenikmatan menjalani hidup sebagai Muslim.


Islam adalah agama penuh kearifan, sumber ketenangan batin, yang mengarahkan pemeluknya untuk berada dekat dengan Allah, sehingga pikirannya jernih untuk menjalani hidup, menebarkan kearifan dan kebersamaan, koeksistensi. Islam bukan agama yang menebarkan hal negatif, tidak mengajarkan pemeluknya untuk menebarkan kebencian, apalagi membakar dan menginjak kitab suci agama apa pun.


Sumber: inilah

Halaman:

Komentar