Al Quran Dibakar, Muslim di Eropa Malah Tumbuh Pesat

- Rabu, 02 Agustus 2023 | 16:30 WIB
Al Quran Dibakar, Muslim di Eropa Malah Tumbuh Pesat

POLHUKAM.ID - Demonstrasi besar-besaran terjadi di beberapa negara Muslim sebagai tanggapan atas penodaan dan pembakaran Al Quran yang berulang kali terjadi di Swedia dan Denmark. Warga Muslim se-dunia marah kitab sucinya dinistakan oleh orang lain. Uniknya jumlah umat Muslim di Eropa malah tumbuh pesat.


Negara-negara Muslim merespons aksi di dua negara itu dengan cepat. Arab Saudi memanggil kuasa hukum Denmark atas masalah ini. Iran juga memanggil duta besar Swedia untuk Teheran sementara Irak mengusir diplomat top Swedia. Di Bagdad, ratusan orang mencoba menyerbu Zona Hijau, daerah yang dijaga ketat dengan sejumlah kedutaan asing dan pusat pemerintahan Irak.


Mengapa umat Islam menentang pembakaran Al Quran?


Al Quran adalah kitab suci Islam dan teksnya yang paling suci. Ini bukan hanya sebuah buku tetapi dianggap sebagai firman Tuhan yang literal, dan umat Islam memperlakukannya dengan sangat hormat. Umat ​​Muslim meyakini bahwa teks Al Qur’an telah dilestarikan dalam bentuk aslinya sejak diturunkannya sekitar 1.400 tahun yang lalu. Dengan demikian, umat Islam melihat pembakaran Alquran sebagai penodaan kitab suci dan tindakan yang tidak dapat diterima.


“(Pembakaran Al Quran) ini adalah penghinaan terhadap iman dan keyakinan umat Islam, tetapi yang lebih disayangkan adalah penghinaan terhadap kesucian populasi besar ini terjadi dengan kedok melindungi kebebasan,” kata Abbas Salimi Namin, seorang Sarjana yang berbasis di Teheran, mengutip Al Jazeera.


Mushaf Al Quran yang ada sekarang sama dengan yang dibaca oleh Nabi Muhammad dan para sahabatnya. Susunan 114 surat dan lebih dari 6.000 ayat Al Quran merupakan firman dari Allah yang disampaikan oleh Malaikat Jibril yang datang setiap kepada Nabi Muhammad. Nabi pun memberi tahu para sahabat yang ditugaskan sebagai penulis wahyu.


Mushaf Al Quran dicetak di berbagai negara sesuai naskah induk (Mushaf Al-Imam) di masa pemerintahan Khalifah III Utsman Ibnu Affan (644-656 M). Copi asli naskah induk dikirim ke Mekkah, Syiria, Basrah dan Kufah serta satu copi dipegang Khalifah Utsman di ibukota Madinah. Naskah induk Mushaf Al Quran kini tersimpan di Museum Istanbul Turki.


Al Quran adalah mukjizat terbesar dari semua mukjizat-mukjizat yang diberikan Allah Swt kepada para Nabi sebelumnya dan kepada Nabi Muhammad Saw sendiri. Al Quran dianggap sebagai mukjizat terbesar karena akan terus relevan di sepanjang zaman, setelahnya, hingga hari kebangkitan. Ini merupakan kitab yang tidak ada habisnya, keajaibannya, dan manfaatnya tidak akan berakhir. Allah berfirman dalam Al-Quran yang artinya: “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Alquran, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya” (QS Al Hijr 9).


Karena posisinya yang mulia di mata Umat Muslim, tentu para penganut Islam akan marah jika kitab sucinya dirusak, dibakar dan dihinakan. Sama dengan umat agama yang lain yang juga akan melakukan hal serupa jika kitab sucinya dibakar atau dirusak.


Umat ​​​​Muslim juga menghormati Nabi Muhammad sebagai utusan Tuhan yang terakhir. Menghina atau menggambarkannya dengan cara yang tidak sopan dianggap sebagai pelanggaran berat oleh umat Islam.


Umat Muslim juga menilai Masjid adalah tempat ibadah, dan karena itu dianggap sebagai ruang suci. Segala bentuk vandalisme, penodaan, atau penghinaan terhadap masjid sangat menyinggung umat Islam, seperti halnya sebagian besar agama lain dan tokoh suci atau tempat ibadah mereka.


Bagi umat Muslim, membela Al Quran, Nabi Besar Muhammad dan Masjid sebagai tempat suci menjadi sebuah kewajiban. Membelanya bermakna ibadah dan sebagai perwujudan keimanan. Tak heran, Muslim di seluruh dunia marah besar ketika Al Quran dibakar di beberapa negara Eropa.


Halaman:

Komentar