polhukam.id - Sekretaris Jenderal kelompok Hisbullah Hassan Nasrallah menyatakan bahwa kelompoknya siap untuk 'perang tanpa batas' dengan Israel.
Ia juga mengatakan bahwa Israel dan tentara serta pemukimnya adalah pihak yang takut akan perang.
Hassan Nasrallah mengungkapkan hal tersebut satu minggu setelah komandan senior Hizbullah Wissam Al Tawil terbunuh dalam serangan udara Israel di Lebanon.
Pemimpin Hizbullah tersebut juga mengatakan Israel menyembunyikan korbannya.
Ketegangan pun meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel.
Ketegangan tersebut dimulai sejak tentara zionis melancarkan serangan militer yang sangat mematikan di Gaza.
Sementara itu, sekutu Israel yakni pihak dari Amerika Serikat disebut-sebut kehilangan kesabaran terhadap Perdana Meneteri Israel Benjamin Netanyahu.
Biden dan beberapa pejabat senior dari Amerika dirasa semakin frustrasi terhadap Netanyahu dan sikap penolakannya untuk memenuhi permintaan pemerintah terkait konflik di Gaza.
Diketahui pula bahwa Biden tidak melakukan percakapan dengan perdana menteri Israel selama 20 hari terakhir.
Percakapan telepon terakhir antara kedua pemimpin tersebut terjadi pada 23 Desember 2023, dikutip dari TRT World.
Percapakan terakhir tersebut juga digambarkan sebagai percakapan yang 'menegangkan'.
Salah satu permintaan AS kepada Netanyahu adalah pencairan pendapatan pajak Palestina yang ditahan oleh Israel dan kelambanan Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com
Artikel Terkait
Bukan Prabowo, Pidato Presiden Kolombia Gustavo Petro Paling Keras Sampai AS Walk Out, Ternyata Ini Pemicunya!
Pernah Jadi Buronan Senilai Rp 167 Miliar, Al-Sharaa Kini Bersalaman dengan Trump
Macron: Perang Total Israel Membunuh Warga Sipil, Bukan Menghancurkan Hamas
Telak! Presiden Prancis Skakmat Donald Trump Soal Kemerdekaan Palestina