Keputusan Biden ini membuat para pembela hak asasi manusia dan analis politik membunyikan alarm atas dampak negatif dari kebijakan Gedung Putih terhadap warga sipil Yaman.
“Saya sangat prihatin dengan konsekuensi yang menghancurkan bagi orang-orang biasa di Yaman,” kata Afrah Nasser, seorang peneliti non residen di Arab Center Washington DC yang sebelumnya bekerja sebagai peneliti Yaman di HRW (Human Rights Watch).
Nasser mengatakan kepada Al jazeera bahwa penetapan tersebut berisiko memperdalam krisis kemanusiaan di Yaman, yang telah mengalami perang selama bertahun-tahun antara Houthi dan koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Menurut PBB, lebih dari separuh penduduk Yaman, 18,2 juta orang, membutuhkan bantuan karena negara ini sedang dilanda krisis ekonomi, kenaikan harga, pengungsian massal, dan kelaparan.
“Keluarga biasa Yaman hari ini menderita kebijakan domestik Houthi dan juga kebijakan komunitas internasional di Yaman, seperti penunjukkan AS yang kita dengar hari ini,” kata Nasser.
“Warga Yaman terjebak di antara dua api.” ***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: bicaraberita.com
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak