Yahya Sinawar Tolak Membebaskan Sandera Bila Hanya Gencatan Senjata Dua Bulan, Netanyahu Menolak Mengakhiri Perang

- Rabu, 24 Januari 2024 | 06:00 WIB
Yahya Sinawar Tolak Membebaskan Sandera Bila Hanya Gencatan Senjata Dua Bulan, Netanyahu Menolak Mengakhiri Perang

JAKARTADAILY.ID - Amerika Serikat, Mesir dan Qatar terus berupaya melakukan perundingan membahas pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas sejak serangan 7 Oktober. Dalam pembahasan mengenai pembebasan sandera, baik Israel dan Hamas sama-sama mengajukan proposal.

Situs berita Axios mengabarkan bahwa seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya, mengajukan proposal agar Hamas membebaskan 136 sandera yang tersisa di Gaza. Israel mengajukan pembebasan sandera secara bertahap. Tahap pertama, Hamas harus membebaskan sandera anak-anak, perempuan dan laki-laki berusia di atas 60 tahun, serta sandera yang sakit kritis. Tahap kedua, membebaskan sandera tentara perempuan dan semua laki-laki sipil. Tahap terakhir yaitu membebaskan semua sandera tentara laki-laki dan jenazah sandera. Sebagai imbalannya, Israel akan memberlakukan gencatan senjata selama dua bulan dan semua pemimpin Hamas yang ada di Gaza akan diasingkan ke luar negeri.

Proposal dari pejabat Israel tersebut ditolak oleh pemimpin Hamas Yahya Sinwar. "Hamas menolak usulan pejabat Israel untuk membebaskan secara bertahap semua sandera yang tersisa di Gaza, bila Israel hanya memberi kompensasi gencatan senjata selama dua bulan dan semua pemimpin Hamas di Gaza akan menerima pengasingan ke luar negeri," ujar pejabat senior Mesir yang tidak ingin disebutkan namanya kepada Associated Press, Selasa, 23 Januari 2024.

Baca: 24 Tentaranya Tewas, Benjamin Netanyahu: Israel Berduka Tapi Perang Terus Berlanjut Sampai Tujuan Tercapai

Sedangkan, Hamas mengajukan proposal agar Israel mengakhiri perang dengan sepenuhnya, menarik seluruh pasukannya dari Gaza, dan membebaskan 6.000 warga Palestina yang ditahan oleh Israel. Hamas mengatakan akan membebaskan semua sandera yang mereka tahan sejak serangan 7 Oktober.

Israel pun menolak proposal Hamas, dan menyatakan hanya bersedia untuk membebaskan sebagian dari warga Palestina yang ditahan serta menangguhkan serangan selama dua bulan. Mengenai pembebasan tahanan Palestina, Israel mengatakan akan menyeleksi nama-nama tahanan terlebih dahulu.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada para keluarga sandera mengatakan pihaknya sudah berinisiatif melakukan upaya pembebasan sandera. "Kami sudah melakukan inisiatif tapi saya tidak akan menjelaskannya secara rinci," ujar Netanyahu.

Halaman:

Komentar

Terpopuler