Dalam wawancara dengan stasiun televisi pemerintah Italia, RAI, yang dijadwalkan disiarkan Kamis (12/5/2022), Zelensky pun menyampaikan bahwa Ukraina tidak akan pernah mengakui Krimea sebagai bagian dari Rusia. Moskow diketahui mencaplok Krimea pada 2014.
“Krimea selalu memiliki otonominya, ia memiliki parlemennya, tapi di dalam Ukraina,” ucapnya dalam kutipan wawancara yang dirilis lebih dulu.
Pada kesempatan itu, pewawancara turut menyodorkan pertanyaan perihal komentar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang memperingatkan terhadap segala penghinaan terhadap Putin.
“Kami ingin tentara Rusia meninggalkan tanah kami, kami tidak berada di tanah Rusia. Kami tidak akan menyelamatkan muka Putin dengan membayar dengan wilayah kami. Itu tidak adil,” jawab Zelensky.
Dalam komentar lain, Zelensky mengatakan, masa depan Rusia harus dipikirkan. “Kita harus memilikirkan masa depan Rusia. Saya sebagai presiden Ukraina mengatakan Rusia adalah tetangga kami. Akan ada presiden lain, presiden lain, dan generasi lain,” ujarnya.
Rusia dan Ukraina telah menggelar beberapa putaran pembicaraan. Namun belum ada kesepakatan mengenai gencatan senjata dan penghentiaan pertempuran. Kremlin pun sempat mengungkapkan bahwa materi-materi hasil pertemuan belum cukup untuk dibahas di pertemuan tinggi antara Putin dan Zelensky.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
PM Modi Restui Militer India Serang Pakistan
VIRAL Beredar Video Israel Dilanda Badai Pasir Besar Langsung Memperparah Kebakaran Hutan
Israel Dilanda Kebakaran Terbesar Sepanjang Sejarah, Tel Aviv Minta Bantuan Internasional
Pakistan: India Mungkin Akan Luncurkan Serangan dalam Waktu 24-36 Jam