"Saya salah satu orang terakhir yang diharapkan orang yang saya cintai untuk berpartisipasi dalam kursus seperti ini karena saya sudah menjadi putri, sedikit celana mewah," kata Moberg.
500 wanita lainnya berada dalam daftar tunggu, menurut Asosiasi Kesiapsiagaan Wanita, sebuah kelompok sukarelawan yang mengadakan sesi pelatihan tahunan untuk wanita sipil tentang keterampilan yang dibutuhkan dalam situasi krisis. Ia menerima sejumlah dana publik dan dapat menggunakan fasilitas dan peralatan militer untuk pelatihan.
Moberg tidak sendirian dalam keprihatinan atau keinginannya untuk membantu membela Finlandia. Menurut jajak pendapat yang diterbitkan oleh kementerian pertahanan bulan lalu, 85% orang Finlandia sekarang melihat Rusia memiliki efek negatif pada keamanan Finlandia, dibandingkan dengan 34% pada tahun 2007.
Jajak pendapat yang sama menunjukkan bahwa 83% orang Finlandia berpikir mereka harus mengangkat senjata jika terjadi serangan militer di negara mereka, bahkan jika hasilnya tampak tidak pasti.
"Ini adalah negara yang baik untuk ditinggali dan membesarkan anak-anak. Ini pasti layak untuk dipertahankan," katanya.
"Keinginan untuk membela negara kita sangat kuat di Finlandia," kata relawan lain di lapangan, Satu Miettinen, yang dibesarkan oleh neneknya, yang menjadi relawan Perang Dunia Kedua.
Dia mengajari Miettinen, seperti banyak orang Finlandia lainnya yang telah diajari juga, bahwa Moskow dapat menyerang Finlandia lagi.
“Karena itu saya selalu memiliki kecurigaan itu,” kata pria berusia 36 tahun itu.
Moberg mengatakan dia akan melakukan lebih banyak kursus kesiapsiagaan untuk siap menghadapi krisis, baik itu kecelakaan besar di pembangkit nuklir atau bencana alam.
"Keberanian bukan berarti tidak takut, tapi bertindak meski begitu," katanya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Prabowo Batal Kunjungan ke Israel, Disebut Gara-gara Rencana Bocor ke Media
Israel Gugat Indonesia ke Pengadilan Internasional Soal Penolakan Visa Atlet Senam
Tentara Israel Mulai Ditarik dari Gaza, Begini Kondisi Terkini
Hamas dan Israel Sepakat Gencatan Senjata