Dalam pengumuman di saluran Telegram resminya, IRGC mengutip sumber-sumber anonim intelijen Iran bahwa, intelijen Israel, Mossad, bertujuan membunuh Raisi di luar Ibu Kota Iran, Teheran. Rencana ini bertujuan menggoyahkan Iran, meruntuhkan ekonomi dan mata uang nasionalnya yang akan menyebabkan protes besar-besaran.
Intelijen itu kemudian memaksa Kementerian Intelijen dan Keamanan Iran menginformasikan rencana tersebut kepada Presiden Raisi. Akibatnya, Raisi membatalkan beberapa kunjungan dan partisipasi dalam acara-acara di luar Teheran, karena situasi genting.
Dilansir Middle East Monitor, Rabu (8/6/2022), dugaan rencana Mossad muncul di tengah pernyataan berulang Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett bahwa Tel Aviv akan mengambil tindakan terhadap Teheran jika terus mengembangkan program nuklirnya.
Sementara negosiasi berlanjut antara Iran dan negara-negara lain mengenai kebangkitan kembali kesepakatan nuklir 2015, masih belum mencapai hasil.
Israel telah lama menyatakan penentangannya terhadap kesepakatan nuklir 2015 atau yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA). Perjanjian ini memungkinkan pencabutan sanksi terhadap Iran.
Israel mengklaim, perjanjian JCPOA tidak akan menghentikan Iran untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pengumuman IRGC tentang dugaan rencana Israel untuk membunuh Raisi adalah laporan terbaru dari beberapa laporan sebelumnya yang memperingatkan tentang rencana pembunuhan satu sama lain.
Artikel Terkait
Kode HTML Kosong? Ini Rahasia Menulis Artikel yang Tak Terbaca Mesin Pencari!
Stadion Langit NEOM: Fakta Mencengangkan di Balik Stadion Gantung 350 Meter untuk Piala Dunia 2034
46 Anak Gaza Tewas dalam 12 Jam: Ini Serangan Mematikan Israel Sejak Gencatan Senjata
45 Tewas dalam Serangan Terbaru Israel ke Gaza, Korban Didominasi Perempuan dan Anak-anak