POLHUKAM.ID - Tabir kematian Mohamad Ilham Pradipta, kepala kantor cabang (Kacab) sebuah bank di Jakarta Pusat mulai menemui titik terang. Aktor intelektual di balik penculikan dan pembunuhan pun sudah ditangkap.
Ilham Pradipta ditemukan tewas di semak-semak di Serang Baru, Kabupaten Bekasi, pada Kamis (21/8) pagi.
Jasadnya ditemukan dalam kondisi kedua mata, tangan, dan kaki terikat lakban.
Penemuan mayat Ilham ini menguak sebuah fakta bahwa sebelum jasadnya ditemukan, pria berusia 37 tahun itu ternyata sempat diculik.
Ilham diculik di sebuah parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8) sore.
Dari serangkaian penyelidikan tersebut, tim gabungan Subdit Jatanras dan Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya berhasil menangkap satu per satu para pelaku yang terlibat.
Total hingga saat ini ada 15 orang pelaku yang telah diamankan pihak kepolisian.
Penangkapan para pelaku ini kian mengerucut hingga sosok aktor intelektual penculikan dan pembunuhan berhasil ditangkap.
Yang mengejutkan, penculikan dan pembunuhan Ilham ini ternyata diotaki seorang pengusaha bernama Dwi Hartono.
"DH merupakan salah satu dari aktor intelektual penculikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary, Selasa (26/8/2025).
Namun, apa motif di balik penculikan dan pembunuhan ini, hingga kini belum terungkap.
Polda Metro Jaya saat ini tengah mendalami kasus tersebut, termasuk menyelidiki apa motifnya. Berikut ini fakta-fakta baru yang terungkap, dirangkum detikcom, Rabu (27/8/2025).
1. Sosok Tersangka Dwi Hartono
Kombes Ade Ary mengungkapkan salah satu tersangka berinisial DH atau Dwi Hartono adalah seorang pengusaha. Dwi Hartono adalah seorang pengusaha bimbel online.
"Benar, DH adalah seorang pengusaha bimbel online," kata Kombes Ade Ary Syam Indradi, Selasa (26/8).
Dwi Hartono merupakan seorang pengusaha asal Rimbo Bujang, Kscamatan Tebo, Jambi.
Di kampung halamannya tersebut, Dwi Hartono dikenal sebagai orang yang dermawan sekaligus seorang motivator.
Salah satu warga setempat bernama Jay Saragih menyebut bahwa Dwi sudah lama merantau meninggalkan kampung halamannya.
Jay terkejut dan tidak menyangka bahwa Dwi Hartono terlibat dalam kasus penculikan dan pembunuhan.
Meski sudah lama merantau, namun Dwi sering menggelar reuni dengan teman-teman seangkatannya.
Menurut Jay, setiap kali acara reunian itu, Dwi kerap mengundang artis-artis ibu kota dan pernah mengundang pengajian akbar yang dihadiri ustaz terkenal.
"Yang kami kenal orangnya humble, dia motivator juga, ya kalau gak salah. Dia suka menolong, kalau ada acara di Rimbo Bujang ini dia siap membantu sebagai (pemberi) sumbangan," ujar Jay.
2. Total 15 Pelaku ditangkap
Penyidik Polda Metro Jaya kembali menangkap tujuh pelaku baru terkait kasus penculikan dan pembunuhan Mohamad Ilham Pradipta (37). Total saat ini sudah ada 15 orang yang diamankan polisi.
"Saat ini masih terus bekerja, setidaknya kami update ada 15 orang yang diamankan," kata Ade Ary.
Ade Ary belum menjelaskan secara rinci terkait pihak-pihak yang baru diamankan ini. Dia mengatakan bahwa saat ini masih penyidik masih melakukan pendalaman.
"Lima belas orang ini masih terus dilakukan pendalaman," imbuh dia.
3. Pihak Tersangka Sebut Oknum Terlibat
Adrianus Agau selaku kuasa hukum tersangka Eras Musuwalo atau EW menyebutkan bahwa kliennya hanya diminta untuk menculik korban.
Tersangka Eras dkk mengaku tidak terlibat dalam pembunuhan korban.
Menurut Adrianus, awalnya tersangka Eras diminta oleh seseorang untuk menjemput paksa korban di parkiran supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Setelah penjemputan itu, penjemputan dengan cara paksa itu dilakukan, ada perintah dari oknum yang namanya F itu untuk (korban) diserahkan di daerah Jakarta Timur," katanya.
4. Iming-iming Rp 50 Juta
Lantas, siapa sosok F yang disebut meminta tersangka Eras dkk untuk menculik korban ini?
Eras dan tiga tersangka lainnya mengaku mendapatkan bayaran hingga puluhan juta rupiah untuk menculik korban dari Pasar Rebo, Jakarta Timur.
"Jadi adik-adik kami juga menerima pekerjaan ini karena diiming-imingi sesuatu. Karena ada tekanan ekonomi juga," ujar kuasa hukum Eras, Adrianus Agau, kepada wartawan, Selasa (26/8).
Para penculik ini mengaku mendapatkan yang puluhan juta rupiah dan uang tersebut baru dibayarkan separuh sebagai uang muka.
"Saya tidak bisa memastikan angka DP-nya berapa. Tapi angkanya tidak lebih dari Rp 50 jutaan. Belum, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," jelasnya.
Para penculik ini mengaku mendapatkan yang puluhan juta rupiah dan uang tersebut baru dibayarkan separuh sebagai uang muka.
"Saya tidak bisa memastikan angka DP-nya berapa. Tapi angkanya tidak lebih dari Rp 50 jutaan. Belum, mereka belum membayar full. Tapi sebagian dari uang DP itu ada yang sudah disita dari penyidik," jelasnya.
5. Tiga Klaster Tersangka
Adrianus menyampaikan ada tiga klaster tersangka dalam kasus ini. Yang pertama adalah cluster pengintai, cluster penjemputan paksa (penculik), dan klaster eksekutor.
"Nah kami terputus di pengintai sama eksekutor. Adik-adik kami ini mereka perannya hanya untuk menjemput paksa dan memberikan ke mereka (oknum)," ungkapnya.
Lebih lanjut, Adrianus menyampaikan pihaknya meminta perlindungan hukum kepada panglima TNI dan Kapolri dalam kasus ini.
"Karena ini dalam proses penjemputan terhadap perkara ini, kami dari pihak keluarga sudah minta perlindungan hukum ke Panglima TNI. Kami juga sudah minta perlindungan hukum ke Kapolri karena ada dugaan oknum," jelasnya.
"Nah oknumnya dari mana kami cerita, tapi ini masih dugaan, kurang lebih seperti itu," sambungnya.
Adrianus menyampaikan bahwa keempat tersangka ini bertugas sebagai penjemput paksa, bukan sebagai eksekutor yang membunuh korban.
"Cluster ketiga itu yang melakukan eksekusi. Eksekusi dalam hal ini, dari data penemuan kami di lapangan, ada dugaan oknum," katanya.
Polda Metro Jaya sendiri telah menangkap 4 orang tersangka lain dalam kasus ini. Keempat tersangka itu, menurutnya adalah dalang intelektual.
Sumber: Detik
Artikel Terkait
Disinggung Aliran Dana ke Ahmad Sahroni, Tersangka Abd Azis: Sehat-sehat
Mahfud MD Semprot Rektor UGM: Sudahlah, Jangan Mati-matian Bela Ijazah Jokowi!
Kepongahan Anggota DPR Bikin Rakyat Marah
Viral Link Video Zahra Seafood Durasi 6 Menit 40 Detik, Ini Faktanya!