Lanjut Anang, saat ini minat masyarakat untuk memilih capres dan cawapres bukan karena pendidikan yang tinggi atau prestasi yang gemilang semata. Namun sebagian besar masyarakat kita memilih capres dan cawapres karena sosok ketokohan yang ditunjolkan. Sosok rendah hati dan merakyat yang diinginkan sebagian besar masyarakat.
"Warna Ganjar tak bisa lepas dari PDIP. Simpatisan PDIP di akar rumput mungkin lebih dekat dengan Megawati dan Ganjar dibandingkan Puan. Sedangkan warna Erick tak bisa lepas dari Meneg BUMN. Itu yang membuat mereka sangat diminati di Jatim,"ungkap Anang.
Diakui Anang, pergerakan Menteri Erick untuk meningkatkan elektabilitas khususnya di Jatim sangat gencar dilakukan. Dengan menjadi anggota Banser, merapat ke pesantren dan menyambangi kiai dan menjadi ketua Harlah Nahdlatul Ulama (NU) dinilai Anang cukup efektif meningkatkan elektabilitas dan minat masyarakat untuk memilih Erick sebagai cawapres pilihan masyarakat Jatim. Terlebih lagi basis warga Nahdliyyin di Jatim sangat besar.
"Jika Erick bisa mengambil hati warga Nahdliyyin, paling tidak lumbung suara NU di Jatim bisa dikuasai. Saat ini Erick memiliki garis kedekatan dengan masyarakat Jatim yang sebagian besar warga Nahdliyyin. NU secara keorganisasian saat ini menaruh kepercayaan yang besar kepada Erick. Cara berkomunikasi pak Erick yang santai dan rilex dengan guyonannya yang sangat disukai serta direspon positif oleh warga Nahdliyyin. Itu semua tercermin di survei yang dibuat Poltracking Indonesia,"ungkap Anang.
Sumber: genpi.co
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur