Djatmiko juga menyebutkan, WTO berkomitmen untuk mereformasi kelembagaan WTO, khususnya pembahasan sistem penyelesaian sengketa agar dapat berfungsi dengan penuh pada tahun 2024.
Baca Juga: Inkoppas Mengapresiasi Sikap Kemendag yang mau Menemui Aksi Pedagang
"Dan juga hal-hal yang terkait dengan bagaimana masa depan tata kelola dan sebagainya, termasuk bagaimana WTO sendiri agar dapat lebih dinamis dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar," imbuhnya.
Sebagai informasi, pertemuan KTM ke-12 dari WTO ini merupakan pertemuan yang sudah lama dinanti karena pertemuan terakhir dilaksanakan pada tahun 2017, yaitu 5 tahun yang lalu. Pertemuan KTM ke-12 ini semestinya dilakukan 2 tahun sekali, namun karena terhalang oleh pandemi Covid-19, pertemuan KTM ke-12 ini baru bisa dilaksanakan pada tanggal 12-15 juni 2022 kemarin.
Baca Juga: Dorong Stabilitas Ekonomi, Kemendag Fokus Perkuat Perdagangan Dalam Negeri
"Pertemuan KTM ke-12 dari WTO ini merupakan pertemuan yang sangat dinanti oleh seluruh anggota yaitu sebanyak 164 anggota. Karena kita sangat mengharapkan WTO sebagai satu-satunya organisasi perdagangan multilateral yang memiliki kewenangan dalam menyusun aturan-aturan perdagangan yang wajib diikuti oleh seluruh anggota," kata Djatmiko.
"Terutama di 2 tahun terakhir, di masa pandemi yang memang terdapat kebutuhan-kebutuhan atau tantangan di lapangan, adanya harapan bahwa sektor perdagangan di bawah koordinasi ataupun di bawah tata aturan WTO bisa memberikan satu dukungan ataupun bentuk mitigasi terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi selama pandemi," tambahnya.
Sumber: republika.co.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur