Achmad juga ingatkan bahaya penggunaan telepon pintar di wilayah SPBU. Tentu saja ada potensi kebakaran, dan akan makin berbahaya bila ada kerumunan orang.
"Dampak buruk lainnya tentunya akan menimpa SPBU sendiri, sebab dengan berkumpulnya orang dalam hal ini saat terjadi antrian baik itu untuk verifikasi pembeli BBM bersubsidi ataupun penanganan registrasi oleh pihak SPBU atau depot LPG untuk mendapatkan Q&R code maka akan memperlambat pelayanan SPBU atau depot LPG itu sendiri yang berujung kepada kelambatan dalam pencapaian pendapatan," lanjut dia.
Berdasarkan hal diatas, Achmad mengklaim, penerapan pembelian bahan bakar menggunakan MyPertaminan akan temukan kegagalan karena tidak dapat dukungan dari masyarakat dan SPBU/Depot LPG.
Sumber: jakarta.suara.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur