Oleh karena itu, kata Ibnu, pada 11 Januari 2022 muncul kesadaran kolektif semua elemen pemimpin lembaga, dari pusat hingga daerah, untuk memperbaiki ACT. Salah satu efek kesadaran kolektif itu berujung pada pengunduruan Ahyudin sebagai presiden ACT setelah 17 tahun menjabat.
"Sebenarnya kesadaran untuk ini karena kami mulai melihat ada kebijakan-kebijakan yang mengkhawatirkan lembaga," ujar Ibnu Khajar di kantor ACT, Jakarta Selatan, Senin (4/7/2022).
Ibnu menuturkan hal itu mungkin terjadi karena kepemimpinan Ahyudin yang cenderung one man show. "Memang gaya kepemimpinannya kalau teman-teman kenal, agak otoriter," tambahnya.
Dengan gaya yang otoriter, kata Ibnu, berbagai pihak di ACT pun mulai tidak nyaman. Menurutnya, berbagai elemen ACT lantas menasihati Ahyudin.
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur