"Dengan adanya postingan UAS itu bisa memberi publik pelajaran kalau perlu hati-hati memandang sesuatu, apalagi dua hal yang berbeda," sambungnya.
Bagi Elfiandri, yang paling penting adalah mendesak Pemerintah Indonesia untuk mendudukkan permasalahan UAS yang ditolak Singapura. Karena menurutnya UAS dalam konteks pemahamannya bukan termasuk yang dianggap radikal.
"Sebagai negara harus mempertanyakan Singapura mengapa melakukan penolakan terhadap warga Indonesia. Lagi pula paling penting perlu dibangun niatnya sama-sama baik. Untuk persoalan hukum dalam negeri kita tak bisa campur tangan karena sudah ada pihak berwenang. Tapi kalau soal jati diri bangsa harus kita perjuangkan. Menurut saya jika bersinggungan dengan luar negeri, nasionalisme kita harus muncul," tegas dia.
Diberitakan sebelumnya, UAS mengunggah dua gambar berita dan menuliskan "sesudah jadi gubernur" di berita satunya dan disandingkan dengan berita satunya dengan tulisan tambahan "menjelang 2024". Dalam keterangan gambarnya pun, UAS menuliskan "Before After Pilkada".
Sontak netizen berbondong-bondong mengomentari unggahan UAS sembari memberi dukungan, dan ada juga yang mengkritik sikap UAS.
Sumber: riau.suara.com
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur