"Tapi apakah ada yang ditangkap Densus 88 di Indonesia Karena mereka terpengaruh ajaran UAS? Kan tidak ada," terangnya.
Tuduhan Singapura justru berbanding terbalik dengan perlakuan Brunei Darussalam dan Malaysia. Dimana pihak Brunei Darussalam dan Malaysia begitu luar biasa mengikuti UAS dan kemudian memberikan gelar akademik yang sangat tinggi, yaitu doktor honoris causa di Malaysia dan profesor kehormatan di Brunei Darussalam.
"Kesaksian dua kampus di Malaysia dan Brunei lebih bisa dipertanggungjawabkan ketimbang kesaksian satu orang remaja yang juga tidak jelas identitas dan validitasnya," terangnya.
Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menekankan bahwa kasus remaja tersebut sangat tidak tepat jika harus dibebankan terhadap Ustadz Somad. Menurutnya, Yang salah silahkan dihukum, tapi yang tidak salah jangan dikenakan sanksi hukum.
Sumber: populis.id
Artikel Terkait
Bukan Dibangun Pakai Uang Rakyat! Ini Fakta Mengejutkan di Balik Masjid Jokowi di Abu Dhabi
Bayar Utang Whoosh dengan Uang Koruptor? Ini Rencana Kontroversial Prabowo
Maxim Indonesia: Rahasia Pesan & Daftar Driver untuk Hasilkan Cuan!
Prabowo Gaspol! Whoosh Tak Cuma ke Surabaya, Tapi Diteruskan Sampai Ujung Jawa Timur